Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Rehabilitasi Reputasi Kata Cemooh

Kompas.com - 27/10/2023, 20:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BANGSA Indonesia tergolong kreatif dalam memproduksi kata cemooh terutama di panggung politik untuk melecehkan pihak lawan politik mulai dari cebong, kampret, kadrun, Pinokio sampai Petruk.

Sebenarnya masing-masing kata cemooh tersebut tidak mengandung makna negatif.

Misalnya, cebong adalah mahluk imut yang merupakan bagian hakiki proses metamorforsa katak. Sementara kampret merupakan satu-satunya jenis mamalia memiliki kemampuan terbang serta tidur dalam posisi kepala di bawah sambil berdaya dengar melebihi daya lihat manusia biasa seperti Dare Devil dan Batman atau para Vampir.

Kadrun sebagai akronim kadal gurun pada hakikatnya adalah mahluk yang paling perkasa-mandraguna sehingga mampu paling lama bertahan hidup di padang gurun tanpa makan dan minum di bawah panas sinar matahari yang membara bumi.

Pinokio adalah tokoh protagonis dari kisah fiksi mahalarya Carlo Collodi berjudul "Le Avventure di Pinnochio" yang telah dinobatkan sebagai mahakarya sastra klasik Italia.

Cerita Pinokio berawal dari sepotong kayu dipahat oleh Geppeto menjadi boneka kayu yang diberi nama Pinokio.

Geppeto sangat menyayangi Pinokio sebagai anaknya, sehingga Geppeto menjual mantelnya untuk membeli buku sekolah Pinokio.

Sayang buku tersebut malah dijual oleh Pinokio untuk membeli tiket pertunjukan boneka kayu. Pinokio hampir saja dibakar oleh pemilik pertunjukan, tetapi kepolosan Pinokio malah membuatnya diberi sejumlah koin emas.

Di perjalanan pulang untuk memberikan koin emas kepada Geppeto, Pinokio malah mengikuti rubah dan kucing jahat yang berjanji akan menggandakan koin emas tersebut.

Sayang, Pinokio malah tertipu, dirampok, dan nyaris dibakar oleh rubah dan kucing itu.

Dalam petualangannya kembali ke rumah, Pinokio banyak menemui kesulitan akibat sifatnya yang polos, bodoh, egois dan suka berdusta antara lain pernah menjadi keledai, dimakan ikan hiu di samping hidungnya terkutuk tumbuh menjadi panjang setiap kali berdusta.

Namun pengalaman-pengalaman yang dialaminya mengubah Pinokio menjadi pribadi yang peduli terhadap perasaan orang lain dan patuh kepada orangtua.

Akhir dari dongeng ini adalah Pinokio bertobat dan dapat bertemu kembali dengan Geppeto dan berubah dari boneka kayu menjadi anak laki-laki yang bersifat baik dan jujur.

Petruk adalah tokoh protagonis Wayang Purwa sebagai anggota Punakawan yang diutus swargalok turun ke bumi untuk secara arif dan bijaksana mendampingi Pandawa dan Sri Kresna agar tidak terpancing melakukan perilaku buruk ketika menghadapi angkara murka Kurawa dan Sengkuni.

Pada hakikatnya Petruk bersama Gareng dan Bagong senantiasa setia mendukung perjuangan Semar sebagai penjemaan kakak Betara Guru, yaitu Betara ismaya menegakkan pilar-pilar kebenaran, keadilan, keberadaban dan kemanusiaan di marcapada.

Hanya memang ibarat nila setitik merusak susu sebelanga maka akibat lelakon carangan garapan para dalang berjudul Petruk Kelangan Pethel yang berkembang menjadi Petruk Dadi Ratu di mana Petruk sempat lupa daratan akibat terbius nikmatnya tahta kekuasaan, maka reputasi Petruk sempat tercemar.

Syukur alhamdullilah, akhir kisah buruk tersebut selalu ditutup oleh ki dalang dengan happy ending di mana Petruk yang mabuk kekuasaan disadarkan oleh sesama anggota Punakawan untuk kembali menjadi Petruk yang arif bijaksana berbekal kearifan Ojo Dumeh serta Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono demi menegakkan pilar-pilar kebenaran keadilan, keberadaban serta kemanusiaan di persada Nusantara. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com