Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Mitos tentang Otak Manusia, Apa Saja?

Kompas.com - 18/07/2023, 20:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Otak adalah organ paling kompleks dalam tubuh manusia, yang berisi sekitar 100 miliar neuron atau sel yang berfungsi membawa informasi.

Diketahui, dalam bidang ilmu saraf ada sejumlah mitos tentang otak, yang perlahan terkikis oleh pengumpulan data dan penemuan-penemuan terbaru.

Namun, beberapa mitos masih beredar sampai dengan hari ini, terutama yang telah telanjur muncul di media, beberapa buku, atau artikel sains.

Baca juga: Benarkah Manusia Hanya Menggunakan 10 Persen Kemampuan Otaknya?


Berikut ini adalah beberapa mitos populer tentang otak manusia:

1. Mitos otak kiri dan otak kanan

Dilansir dari Medical News Today, salah satu mitos yang cukup populer adalah adalah, sisi kiri otak identik dengan hal-hal yang bersifat logis dan sisi kanan untuk hal-hal kreatif.

Secara umum, tidak ada bagian otak Anda yang didedikasikan khusus untuk upaya artistik, penalaran matematis, atau fungsi psikologis lainnya.

Hampir setiap tindakan yang Anda lakukan dan setiap pengalaman yang Anda miliki dihitung oleh neuron yang tersebar di seluruh otak Anda.

Baca juga: Apa Itu Toxic Positivity? Berikut Pengertian dan Dampaknya

2. Manusia hanya menggunakan 10 persen kemampuan otak

Ilustrasi otak manusia.iStockphoto/Shutter2U Ilustrasi otak manusia.

Salah satu mitos tentang otak adalah anggapan bahwa manusia belum menggunakan seluruh kemampuan otaknya, melainkan hanya sepuluh persen.

Faktanya, sebagian besar otak manusia digunakan hampir sepanjang waktu, sekalipun saat melakukan tindakan yang sangat sederhana.

Selain itu, sebagian besar area otak digunakan untuk semua jenis aktivitas, banyak bagian otak yang bahkan aktif saat seseorang beristirahat atau tidur.

Baca juga: 5 Manfaat Menari untuk Menunjang Kesehatan Fisik dan Mental, Apa Saja?

3. Kerutan di otak bertambah saat mempelajari hal baru

Otak manusia dilapisi oleh lipatan-lipatan yang umumnya dikenal sebagai “kerutan”. Cekungan pada setiap lipatan disebut sulcus, dan bagian yang menonjol disebut gyrus.

Beberapa orang percaya bahwa setiap kali seseorang belajar sesuatu, kerutan baru terbentuk pada otak. Namun, hal ini tidak benar.

Otak mulai mengembangkan kerutan sebelum seseorang lahir, dan proses ini berlanjut sepanjang masa kanak-kanak.

Baca juga: Apa Itu Anxiety Disorder? Kenali Penyebab dan Cara Menanganinya

4. Otak bereaksi terhadap peristiwa di dunia

Ilustrasi ibu dan anak.iStockphoto/kazoka30 Ilustrasi ibu dan anak.

Halaman:

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com