Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pembunuhan Bos Galon di Semarang Irwan Hutagalung, Korban Dimutilasi Keadaan Hidup

Kompas.com - 11/05/2023, 13:45 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Irwan Hutagalung, bos galon isi ulang di Tembalang, Semarang, Jawa Tengah ditemukan tewas dimutilasi dan dicor di tempat usahanya, Senin (8/5/2023).

Pelaku adalah Muhammad Husen, bekas pegawainya yang mengakui motif pembunuhannya karena dendam sakit hati kepada korban. 

Korban Irwan Hutagalung dibunuh menggunakan linggis, sebelum mayatnya dimutilasi dan dicor di samping tempat usahanya oleh pelaku. 

Baca juga: Kasus Penemuan Mayat Dicor di Semarang, Kronologi dan Dugaan Mutilasi


Kronologi penemuan mayat Irwan Hutagalung

Kronologi penemuan mayat Irwan Hutagalung bermula saat Is Wargono (50) pemilik ruko berniat membuka ruko miliknya dengan kunci cadangan pada Senin (8/5/2023).

Ruko tersebut disewa oleh Iwan sebagai tempat galon isi ulang dan gas bernama AHS Arga Tirta selama lebih dari 2 tahun. Namun, tiga hari belakangan, ruko selalu dalam keadaan tutup.

Iwan diketahui memiliki dua karyawan, yaitu perempuan bernama YL dan pria bernama HN yang baru bekerja sekitar satu bulan.

Lokasi pembunuhan dan pengecoran mayat di Jalan Mulawarman, Tembalang, Semarang, Rabu (10/5/2023).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Lokasi pembunuhan dan pengecoran mayat di Jalan Mulawarman, Tembalang, Semarang, Rabu (10/5/2023).

 

Namun, menurut Is Wargono, Iwan terakhir kali terlihat oleh YL pada malam Kamis. Sementara dua hari kemudian, HN menyerahkan kunci ruko ke YL dan mengaku mau pulang ke Banjarnegara.

"Awalnya saya tadi pagi diminta YL untuk membuka ruko karena sudah tidak bertemu lama dengan IW," ujar Is Wargono.

YL dan suami Is kemudian masuk ke dalam ruko dengan kunci cadangan. Setelah masuk, suaminya mencium bau busuk.

"Saya sudah mencium bau busuk sejak Sabtu," paparnya.

Setelah mereka cari tahu, bau busuk tersebut berasal dari salah satu sudut ruangan. YL lalu melihat kaki di antara cor semen dan berteriak sehingga memanggil saksi lain berinisial (MR).

Mengetahui hal tersebut, mereka kemudian melaporkan temuan ini ke polisi. Tim Inafis Polrestabes Semarang kemudian tiba untuk melakukan proses evakuasi.

Di tempat kejadian perkara, korban ditemukan dalam keadaan dicor semen.

Mayat korban dipendam hingga hanya terlihat bagian kaki di selokan samping tempat usahanya, bersebelahan dengan tempat cuci mobil.

Sementara kepala, lengan kanan, dan lengan kirinya dimasukkan dalam karung.

Baca juga: 4 Fakta Terbaru Penemuan Mayat Dicor di Semarang, Sosok Pelaku yang Sudah Ditangkap hingga Barang Bukti

Korban dimutilasi dalam keadaan hidup

Tempat kejadian pembunuhan pemilik bisnis isi ulang air minum di Tembalang, Kota SemarangKOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Tempat kejadian pembunuhan pemilik bisnis isi ulang air minum di Tembalang, Kota Semarang

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengatakan, hasil otopsi dari RSUP dr Kariadi Semarang mengungkapkan korban sudah tewas sejak Jumat (5/5/2023) dini hari.

"Identitas korban bernama Irwan Hutagalung sudah meninggal sejak Jumat malam," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (9/5/2023).

Irwan Hutagalung (53) merupakan pemilik dari tempat usaha isi ulang air mineral tersebut.

Ia lebih dulu dipukul dengan benda tumpul di kening bagian kiri hingga menembus rahang kanan korban. Dalam keadaan pingsan, barulah kepala dan kedua tangan korban dimutilasi dan dicor.

"Kepala korban dipukul dengan sangat keras dengan benda tumpul. Hasil otopsi korban dimutilasi dalam keadaan hidup," jelas Iqbal.

Selain itu, petugas kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti yang berada di TKP, seperti linggis, tali rafia, pakaian yang dikenakan korban, setengah sak semen, bantal, dan sebilah pisau yang memiliki bekas semen menempel di gagangnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com