Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Salju Lebat di Jepang, Penangguhan Penerbangan hingga Belasan Tewas karena Jatuh dari Atap

Kompas.com - 30/12/2022, 13:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Jepang melaporkan 17 orang tewas dan 90 orang terluka akibat hujan salju lebat di Jepang.

Ini menjadi rekor banyaknya kematian dari hujan salju lebat yang pernah terjadi di Jepang.

Penyebab belasan orang tewas

Dilansir dari The Guardian, Senin (26/12/2022), banyaknya kematian disebabkan karena orang terjatuh dari atap atau terkubur di bawah tumpukan salju tebal.

Menurut BNPB Jepang, korban tewas karena jatuh dari atap terjadi ketika masyarakat hendak memindahkan salju.

Ada juga yang tergelincir dari atap dan jatuh di tumpukan salju tebal, dan terkubur di sana.

Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang mengatakan, seorang wanita berusia 70-an tahun ditemukan tewas terkubur di bawah tumpukan salju tebal di atap yang tiba-tiba menimpanya di kota Nagai prefektur Yamagata.

Menurut laporan, tebal salju menumpuk lebih dari 80 cm.

Pemerintah mengimbau warga untuk berhati-hati saat mengeluarkan salju dan tidak bekerja sendiri.

Baca juga: BMKG: Cuaca Ekstrem hingga 30 Desember 2022, Ini Wilayahnya


Dampak salju tebal di Jepang

Dikutip dari CNN, Senin (26/12/2022), beberapa wilayah Jepang, terutama di sepanjang pantai barat, telah dilanda hujan salju lebat karena musim dingin yang esktrem.

Dampaknya, membuat kendaraan terdampar di jalan raya dan membuat beberapa layanan pengiriman tertunda sejak pertengahan Desember 2022.

Badan Meteorologi Jepang mengatakan sejak pekan lalu bahwa hujan salju di beberapa bagian telah terakumulasi pada tingkat yang jauh di atas rata-rata.

Disebutkan bahwa Jepang tengah mengalami kondisi cuaca yang semakin buruk dalam beberapa tahun terakhir.

Iklimnya didominasi sedang tetapi sangat bervariasi dari utara ke selatan.

Selain itu, Kementerian Ekonomi dan Industri Jepang mengatakan, salju tebal merobohkan menara transmisi tenaga listrik di pulau utama paling utara Jepang.

Baca juga: Apa Menu Keseharian Penduduk yang Tinggal di Kota Terdingin di Dunia?

Dampaknya, sekitar 20.000 rumah tanpa listrik pada pagi hari Natal, meskipun tak lama kemudian listrik telah pulih di sebagian besar wilayah pada hari itu.

Lusinan kereta api dan penerbangan ditangguhkan di Jepang utara hingga Minggu (1/1/2023), tetapi sebagian besar layanan telah dilanjutkan.

Sementara itu, produsen mochi mengatakan, ada penundaan pengiriman yang menyebabkan pesanan mereka mungkin tidak sampai ke pelanggan tepat waktu.

Sebagai informasi, kue mochi merupakan makanan khas Jepang yang biasa dimakan untuk perayaan tahun baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com