KOMPAS.com - Sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang digelar Rabu (14/12/2022), menghadirkan sejumlah saksi ahli.
Tercatat ada enam saksi ahli, yakni ahli poligraf dari Polri Aji Febrianto Ar-Rosyid, ahli balistik dari Puslabfor Polri Arif Sumirat, Fira Sania dan Irfan Rofik selaku ahli DNA, Heri Priyanto selaku ahli digital forensik dan Sirajul Umum yang membantu olah tempat kejadian perkara (TKP)
Namun, hanya keterangan dua saksi ahli yang disiarkan secara umum.
Berikut sederet keterangan saksi ahli terkait kasus pembunuhan Brigadir J, dirangkum dari pemberitaan Kompas.com:
Baca juga: Akui Dititipkan Pertanyaan Penyidik, Ahli Poligraf Dicecar Penasihat Hukum Ferdy Sambo
Dalam sidang tersebut, ahli poligraf dari Polri Aji Febrianto Ar-Rosyid mengungkapkan hasil tes poligraf dari para terdakwa.
Aji menuturkan, hasil plus berarti terindikasi jujur, sementara minus terindikasi bohong. Dari hasil tes poligraf hanya kesaksian Ricky dan Richard yang dinilai jujur berdasarkan tes poligraf tersebut.
Sementara dua kali uji poligraf yang dilakukan terhadap Kuat Ma'ruf memberikan hasil berbeda.
Kuat terindikasi jujur ketika menjawab pertanyaan 'Kamu memergoki persetubuhan Ibu PC (Putri Candrawathi dan Yosua?'.
Sementara ia terindikasi berbohong saat menjawab pertanyaan 'Apakah kamu melihat Sambo menembak Yosua?' dengan jawaban tidak.
Baca juga: Ahli Poligraf Sebut Kuat Maruf Terindikasi Berbohong Tak Melihat Ferdy Sambo Tembak Brigadir J
Aji menuturkan, tes poligraf untuk mendekteksi kejujuran keterangan seseorang memiliki akurasi 93 persen.
"Poligraf adalah aktivitas pemeriksaan dengan menggunakan alat poligraf untuk menentukan seseorang itu apakah teridentifikasi bohong atau jujur, Yang Mulia," terang Aji dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).
"Apakah poligraf ini mempunyai ketepatannya? Berapa persen?" tanya Hakim Wahyu.
"Sesuai jurnal yang dikeluarkan Asosiasi Poligraf Amerika, untuk teknik yang kita gunakan itu memiliki keakuratan di atas 93 persen," ujar Aji.
Menurutnya, pemeriksaan ini dilakukan karena adanya permintaan penyidik di Bareskrim Polri.
Baca juga: Hasil Tes Poligraf Sambo Minus 8, Putri Candrawathi Minus 25, Ahli: Terindikasi Berbohong
Penasihat hukum terdakwa Kuat Ma'ruf, Irwan Irawan mengatakan, tak ada DNA sidik jari Ferdy Sambo di senjata Glock-17 atau senjata miliki Brigadir J.