KOMPAS.com - Media resmi Korea Utara (Korut) pertama kali menampilkan putri dari pemimpin Korut Kim Jong Un, Sabtu (19/11/2022) kemarin.
Putrinya tampak mengenakan sepatu merah dan jaket putih. Keduanya tampak bergandengan tangan melihat uji coba misil ICBM milik Korea Utara kemarin.
Ini seakan menyiratkan bahwa putrinya akan jadi penerus dan Korut akan tetap jadi negara nuklir dari generasi ke generasi, dikutip dari NKNews.org.
Kendati ada pandangan skeptis dari para pengamat soal Kim mau menyerahkan kekuasaan ke gadis remaja tersebut.
Penampilan putri Kim ini disebut sebagai propaganda untuk "memanusiakan" sosok pemimpin Korut tersebut.
Baca juga: Putri Kim Jong Un Tampil untuk Pertama Kalinya, Amati Uji Coba Rudal Balistik dengan Ayah
Uji coba missil Korut yang dinamai Hwasong-17 itu berakhir sukses. Laporan resmi menyebut Kim menyaksikan peluncuran bersama dengan putri dan istrinya Ri Sol Ju.
Namun, hanya sedikit yang bisa diketahui dari putri Kim Jong Un, tetapi putrinya yang ini rupanya seumur dengan Ju Ae.
"Hal pertama (yang dicatat) bahwa gadis ini akan menjadi penerus Kim Jong Un," ungkap seorang mantan pejabat senior dan pembelot Korut.
Sebagai putri penguasa, dia akan "diterima" sebagai pemimpin negara dengan cara yang tidak akan diterima oleh saudara perempuannya Kim Yo Jong, kata mantan pejabat DPRK itu.
Dia menambahkan bahwa berkat silsilahnya, dia akan mampu mengatasi hambatan perempuan memasuki kepemimpinan yang didominasi laki-laki dalam sistem patriarkal Korea Utara yang sangat tinggi.
Mantan pejabat itu menyebut, itu adalah pengenalan dan memperlihatkan penunjukannya sebagai penerus di usia muda sebagai tanda bahwa Kim mungkin menghadapi "masalah kesehatan".
Baca juga: Sempat Dikabarkan Sakit, Apa Penyebab Kim Jong-un Kini Tampak Kurus?
Dia pernah absen selama tiga minggu pada 2020 menyebabkan desas-desus tentang masalah kesehatan yang parah.
Hingga akhirnya muncul kembali dengan tanda-tanda bahwa ia telah menjalani prosedur medis.
Penampilan resmi pertamanya pada September 2010, setahun sebelum kematian ayahnya Kim Jong Il pada Desember 2011.
Mantan diplomat Korea Utara Thae Yong Ho, sekarang menjadi anggota konservatif Majelis Nasional Korea Selatan, menggambarkan pentingnya putri Kim Jong Un dalam konteks penampilan pertamanya dalam sebuah uji coba yang bertujuan untuk “memperkuat kekuatan nuklir.”
“Korea Utara adalah (sebuah) dinasti,” katanya. “Pengungkapan putrinya berarti bahwa Korea Utara akan menjadi (sebuah) negara nuklir dari generasi ke generasi.”
“Dengan kata lain, dunia harus melepaskan impiannya untuk denuklirisasi Korea Utara,” tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.