Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Cara Cek Risiko Stroke dengan Jari, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 17/10/2022, 16:25 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video yang menampilkan cara cek risiko stroke menggunakan jari viral di media sosial, Instagram.

Video viral itu diunggah oleh akun ini.

Dalam video tersebut, dijelaskan bahwa Anda dapat mengecek apakah diri Anda berpotensi terkena stroke hanya dengan menggunakan tangan.

"Buka tangan, jari telunjuk ke atas jari tengah. Jari manis tekan ke ibu jari," terang video tersebut.

"Masa ini tengok jari kelingking boleh bergerak atau tidak. (Saat ini, lihat jari kelingking bisa bergerak atau tidak)," jelas video itu lagi.

Jika jari kelingking dapat bergerak bebas, disebutkan bahwa hal itu menunjukkan jika otak Anda tidak memiliki masalah sehingga tidak memiliki risiko stroke.

Hingga Senin (17/10/2022), video itu telah ditonton oleh 2,5 juta warganet, dikomentari oleh lebih dari 500 akun, serta disukai oleh sebanyak 41.400 pengguna Instagram.

Lantas, benarkah cara itu bisa digunakan untuk mengecek risiko stroke?

Baca juga: Kebiasaan Minum Teh Hitam Bisa Turunkan Risiko Stroke, Serangan Jantung, dan Kematian Dini


Penjelasan dokter

Dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Royal dan National Hospital Surabaya Bambang Kusnardi mengatakan, cara cek risiko stroke menggunakan jari tersebut kurang tepat untuk dilakukan.

Sebab, kedua hal itu tidak saling berhubungan.

"Tidak ada hubungan sama sekali," tuturnya, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Senin (17/10/2022).

Menurutnya, cara cek apakah seseorang berpotensi terkena penyakit stroke dengan menggunakan jari tangan itu kurang tepat untuk mengetahui apakah seseorang berpotensi terkena stroke atau tidak.

"Kalau untuk mengetahui risiko stroke, ya kurang tepat," tandas dia.

Baca juga: Mengenal Penyakit Stroke, dari Gejala hingga Pencegahannya

Alih-alih menggunakan jari, dr Bambang mengatakan bahwa ada 2 hal yang bisa digunakan untuk memastikan apakah seseorang itu berpotensi terkena stroke atau tidak.

"Ada 2 (cara untuk mengetahui risiko stroke). Pertama tidak bisa di apa-apakan, kedua bisa dikendalikan," kata Bambang.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com