Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor Unair Tak Setuju Kebijakan Baru Seleksi Masuk PTN, Ini Sebabnya

Kompas.com - 11/09/2022, 06:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perubahan skema seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri tengah menjadi perbincangan.

Salah satu yang paling terlihat perubahannya adalah dihapusnya Tes Kemampuan Akademik (TKA) atau tes mata pelajaran, sehingga nantinya hanya akan dilakukan Tes Potensi Skolastik.

Tes tersebut dibedakan untuk jurusan IPA dan IPS agar pihak universitas dapat mengetahui kemampuan siswa.

Selain itu kebijakan untuk memperbolehkan lintas jurusan di seleksi masuk perguruan tinggi negeri juga jadi sorotan.

Menanggapi hal tersebut, Rektor Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Mohammad Nasih tidak sepenuhnya setuju.

Orang yang pernah memimpin Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri itu menuturkan bahwa kebijakan tersebut perlu ditinjau ulang, terutama mengenai lintas jurusan.

Baca juga: Tes Mata Pelajaran SBMPTN Diganti Tes Skolastik, Ini Kata Pengamat Pendidikan

Menurut Nasih, peminatan sejak SLTA tetap perlu dipertimbangkan agar peserta didik dapat mengikuti perkuliahan dengan baik.

“Meskipun sesungguhnya tesnya adalah tes skolastik semata, tetapi di semua hal termasuk kemungkinan akan ada persyaratan tertentu di prodi-prodi tertentu itu,” ujar Nasih melalui keterangan tertulis pada Kompas.com, Sabtu (10/9/2022).

Baginya, linearitas antara SLTA dan perguruan tinggi tetap harus dipertimbangkan.

Hal tersebut dikarenakan pada jenjang universitas, mahasiswa juga dituntut untuk memiliki dasar yang cukup mumpuni untuk mengikuti mata kuliah yang diajarkan.

“Walaupun ini tidak bisa menjadi syarat program studi, maka kita bisa meminta portofolio untuk program studi-program studi yang ada di UNAIR. Sehingga pendaftar nantinya, setidaknya harus menyerahkan rapor mata pelajaran yang relevan dengan program studi yang ada,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR tersebut.

Lanjutnya, hal tersebut juga sebagai penghargaan bagi para siswa yang telah menempuh pelajaran selama tiga tahun di SLTA.

Artinya, apa yang didapatkan sebelumnya tidak akan berakhir sia-sia.

Baca juga: Mengenal Tes Skolastik di SBMPTN 2023, Pengganti Tes Mata Pelajaran

Menurutnya, ketika merdeka belajar justru diartikan sebagai kebebasan yang terlalu liberal, maka hal tersebut merupakan pemborosan.

“Kami selalu memberikan warning bagi masyarakat, bahwa setiap program studi itu memerlukan bekal khusus agar bisa lancar dalam menempuh studinya dan juga kami tidak segan-segan untuk memberikan evaluasi pada satu tahun pertama,” tambahnya.

Nasih juga menekankan bahwa pendaftaran jalur mandiri UNAIR akan dijamin transparansi dan kejujurannya.

Ia pun menyampaikan akan memberikan uang bagi mereka yang mampu melaporkan dengan disertai bukti apabila terdapat kasus suap-menyuap dalam pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com