Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Mengkaji Indonesia Bebas Masker, Ini Tanggapan Epidemiolog

Kompas.com - 10/03/2022, 17:05 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang menyusun roadmap atau peta jalan dalam rangka Indonesia menuju endemi.

Salah satu langkah yang diambil adalah melakukan sejumlah pelonggaran untuk menuju transisi era kehidupan normal pasca pandemi Covid-19.

Dilansir dari Kompas.com, (10/3/2022), Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan tentang rencana pelonggaran protokol kesehatan.

Kemenkes sedang mengkaji penyusunan roadmap menuju endemi covid-19 dengan kemungkinan melepas masker dan tak lagi ada kewajiban jaga jarak.

Akan tetapi, kedua pelonggaran tersebut tidak akan dilakukan bersamaan apabila diterapkan nantinya.

"Beberapa hal seperti penggunaan masker nanti kita lihat seperti apa terutama kita tidak akan melakukan pelonggaran (prokes) secara bersamaan," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (8/3/2022).

Baca juga: 5 Pelonggaran Pemerintah dalam Masa Transisi Menuju Aktivitas Normal

Tanggapan epidemilog soal roadmap

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan perubahan status dari pandemi ke endemi harus ada pernyataan dari World Health Organization (WHO).

"Kalo itu enggak ada ya mau apapun tetap jadi pandemi," kata Dicky saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (10/3/2022) siang.

Salah satu dasar pencabutan status pandemi yang dilakukan WHO adalah sepertiga negara-negara di dunia sudah masuk endemi atau sudah terkendali kasus Covid-19.

WHO akan memutuskan pencabutan status pandemi Jika banyak negara sudah masuk dalam kategori endemi dengan angka reproduksi tidak lebih dari satu persen, tidak ada kasus positif Covid-19 dalam sebulan dan tidak ada kematian.

Jika kemungkinan-kemungkinan itu terjadi maka status pandemi bisa dicabut oleh WHO dan diganti dengan status endemi secara global.

Untuk menuju ke endemi, negara harus memperkuat vasksinasi dan 3T (testing, tracing, treatment).

Menurut Dicky, jika terdapat pelonggaran salah satu aspek, maka aspek lainnya harus diperkuat.

"Misalnya tidak ada tes untuk penerbangan tapi orang vaksinasinya udah 90 persen atau di atas 70 persen 2 dosis dan 3 dosis pada kelompok berisiko juga meningkat," ungkapnya.

Baca juga: Update Corona 10 Maret: WHO Peringatkan Pandemi Masih Jauh dari Selesai | Kenaikan Kasus Tanpa Gejala di Shanghai China

Kriteria endemi di Indonesia

Salah satu pemandu wisata di Bali, Kadek Arsa, 27, mengatakan uji coba bebas karantina ini bagaikan angin segar baginya, setelah hampir dua tahun penghasilannya terdampak akibat pandemi.SONNY TUMBELAKA/AFP Salah satu pemandu wisata di Bali, Kadek Arsa, 27, mengatakan uji coba bebas karantina ini bagaikan angin segar baginya, setelah hampir dua tahun penghasilannya terdampak akibat pandemi.
Dari 30 provinsi yang ada di Indonesia rata-rata test positivity rate-nya berada di angka 5 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com