SATU di antara sekian banyak pertanyaan yang menghantui umat manusia sejak manusia mulai bisa berpikir adalah pertanyaan “Duluan telur atau ayam?”
Pertanyaan ini memang sulit dijawab maka perlu disiasati dengan pertanyaan lain lagi yaitu dari sisi mana dipandang mengenai pertanyaan duluan telur atau ayam.
Dipandang dari sisi linguistik fokus sintaksis mengenai tata letak kata sebagai bagian dari kalimat dapat mudah dijawab bahwa yang duluan adalah kata yang diletakkan terlebih dahulu ketimbang kata satunya lagi.
Pada bahasa Latin termasuk Indonesia yang lebih terletak di sebelah kiri bisa dianggap lebih dahulu ketimbang yang terletak di sebelah kanan.
Pada bahasa Arab, sebaliknya. Pada bahasa Mandarin, yang di atas dianggap lebih dahulu ketimbang yang di bawah.
Jika yang dimaksud adalah judul naskah yang sedang anda baca ini berarti telur lebih dulu ketimbang ayam.
Mohon dimaafkan bahwa jawaban lain tidak bisa diterima berdasar linguistik-sintaksis bahasa Indonesia yang bukan secara kebetulan memang mirip tata-letak kata di dalam kalimat bahasa Latin.
Dipandang dari sisi biologis, tampaknya telur lebih dahulu hadir ketimbang ayam karena segenap mahluk hidup menurut ilmu biologi berasal dari sel bukan sebaliknya.
Maka berdasar kesepakatan para ilmuwan biologi tampaknya memang sel lebih dahulu hadir ketimbang telur dan dengan sendirinya seharusnya telur lebih dahulu hadir ketimbang ayam.
Para peternak juga lazimnya juga membeli ayam dahulu yang kemudian diharapkan bertelur bukan sebaliknya.
Kecuali ada peternak ayam yang sengaja membeli telur dahulu demi menggugurkan teori bahwa telur lebih dahulu hadir ketimbang ayam. Bukan sebaliknya.
Dipandang dari sisi pandang kaum evolusionis versus kaum kreasionis tentang mana duluan telur atau ayam bisa diperdebatkan sehingga mulut berbuih-buih sampai akhir zaman jika tidak ada yang mau mengalah.
Apalagi jika teori seleksi alamiah masih ikut ditimbrungkan ke dalam polemik mana duluan antara telur versus ayam maka perdebatan dikhawatirkan akan liar berkeliaran ke sana ke mari akibat lepas kendali mirip quantum leap .
Saya sendiri sebenarnya lebih suka terlibat ke dalam perdebatan tentang kenapa telur ayam yang digoreng setengah matang sehingga bagian kuning yang sebenarnya merah telur yang berada di tengah putih telur kemudian mendadak disebut bukan telur mata ayam tetapi telur mata sapi.
Baca juga: Mengapa Telur Ceplok Disebut Telur Mata Sapi?
Akibat yakin bahwa pertanyaan kenapa telur yang digoreng setengah matang disebut telur mata sapi pasti dijawab di samping keluar konteks perdebatan merupakan istilah metaforika alias kiasan belaka.
Akibat istilah kiasan memang tidak logis misalnya patah-hati atau wajahmu secantik bulan purnama, maka akhirnya saya memilih lebih baik tidak melibatkan ke dalam perdebatan mubazir tak kunjung berakhir sampai akhir zaman yaitu mana duluan antara telur atau ayam.
Pada hakikatnya tidaklah penting bagi saya untuk mengetahui mana duluan telur atau ayam sebab adalah jauh lebih penting bagi saya untuk secara realistis menikmati lezatnya telur ayam mau pun sate ayam atau telur goreng mau pun ayam goreng.
Biarkan saja pertanyaan mana duluan telur atau ayam menghantui kalbu mereka yang mau dihantui.
Sedapat mungkin saya tidak ingin dihantui sebab saya tidak ingin mempersulit penafsiran tentang kehidupan yang sudah cukup sulit bagi saya ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.