Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 6 Fakta Varian Kappa Mulai Masuk Jakarta

Kompas.com - 03/07/2021, 10:15 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

 

KOMPAS.com - Varian Kappa atau B.1.617.1 merupakan varian baru virus corona yang ditemukan satu kasus pertamanya di Jakarta. Varian ini berasal dari India sama seperti varian Delta atau B.1.617.2.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan langsung mengenai temuan varian Kappa pada rapat koordinasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat, Selasa (29/6/2021) lalu.

Berikut ini fakta-fakta terkait penemuan varian Kappa yang ditemukan Jakarta beberapa waktu lalu.

1. Varian yang tidak menjadi perhatian versi WHO

Meskipun sama seperti seperti varian B.1.617.2, varian Kappa tidak terdaftar sebagai variants of concern atau varian yang menjadi perhatian versi Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

WHO justru menggolongkan varian Kappa sebagai variants of interest atau varian yang menarik. namun varian Kappa terdeteksi mampu menular dengan sangat cepat dan berpotensi mematikan.

Baca juga: Mengenal Virus Corona Varian Kappa yang Mulai Ditemukan di Jakarta

2. Berasal dari strain yang sama dengan varian Delta

Varian Kappa pertama kali didokumentasikan pada Oktober 2020 di India, sama seperti varian Delta. Kedua varian ini juga berasal dari strain yang sama yaitu B.1.617.

Berdasarkan studi awal modelling WHO ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), varian Kappa diduga bisa berkembang lebih cepat dari varian virus corona lain yang ada di India.

3. Resisten terhadap antibodi Bamlanivimab

Varian Delta dan Kappa terbukti resisten terhadap antibodi Bamlanivimab (pengobatan darurat Covid-19), serta pada varian Kappa 'berkurangnya kerentanan terhadap antibodi netralisasi'.

4. Varian Kappa lebih cepat menyebar

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat bahwa varian baru ini harus diwaspadai karena penyebarannya yang cepat.

Tidak hanya menular dengan sangat cepat, varian ini juga berpotensi mematikan.

Hasil penelusuran Dinkes DKI melalui survelians genomic atau pelacakan varian baru Covid-19, serta menggunakan metode whole genome sequencing (WGS).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com