Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan di Yerusalem Tahun Ini, 11.000 Orang Tarawih di Masjid Al Aqsa

Kompas.com - 17/04/2021, 10:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lentera warna-warni dan hiasan Ramadhan menghiasi jalan-jalan Yerusalem pada Senin (12/4/2021), ketika warga Palestina bersiap untuk menyambut bulan suci yang lebih bebas dari pembatasan Covid-19.

Menjelang Ramadhan, suasana di Kota Tua Yerusalem jauh lebih menyenangkan daripada tahun lalu ketika salat ditunda di Dome of the Rock dan Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga umat Islam.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Yerusalem, Umar, dan Agama yang Damai

Meskipun Yerusalem masih tidak menerima turis asing, jauh lebih banyak orang yang berlalu lalang di Kota Tua. Toko-toko di sana melaporkan bisnis yang ramai.

“Gara-gara virus corona, situasinya buruk bagi para pedagang dan masyarakat. Sekarang dengan vaksinasi virus corona, situasinya membaik,” kata salah satu pembeli, Mohammad Abu Sbeih, pada Reuters (12/4/2021).

Izinkan toko buka di malam hari

Di Tepi Barat, Otoritas Palestina mengatakan akan mengizinkan lebih banyak toko buka pada malam hari dan untuk shalat Ramadhan diadakan di masjid, kecuali pada hari tersibuk dalam seminggu, yakni hari Jumat.

Tapi otoritas juga memberlakukan jam malam Covid-19 untuk pergerakan antar kota, desa dan camp pengungsi.

Otoritas juga melarang restoran mengadakan buka puasa bersama dan toko yang menjual kue-kue manis membuka pintunya kepada pelanggan, tapi mereka bisa melakukan take away.

Di Gaza, pembeli memenuhi pasar meskipun infeksi harian meningkat tiga kali lipat baru-baru ini. Hal itu memaksa otoritas kesehatan Gaza untuk menutup sekolah, memberlakukan jam malam, dan melarang pertemuan besar, tetapi gagal total.

"Tahun ini, kami membawa barang-barang dari Mesir dan China, jumlah pengunjung sangat banyak. Orang ingin membawa kegembiraan ke dalam rumah mereka," kata pemilik toko Hatem El-Helo saat pengeras suara menggema dengan lagu-lagu Mesir merayakan Ramadan.

Baca juga: Kisah Perang Salib: Sejarah Perebutan Yerusalem Selama 200 Tahun

Pembatasan lebih longgar

Melansir New York Times, Selasa (13/4/2021), dibandingkan tahun lalu, Ramadhan tahun ini lebih mendekati normal, karena meski ada pembatasan, pembatasan tidak seketat sebelumnya.

Riyad Deis (51) yang menjual seluruh potongan kunyit dan kurma Medjool kepada seorang pelanggan.

Dia mengingat betapa kosong dan tenangnya Kota Tua Yerusalem yang dirasakannya tahun lalu ketika kasus virus corona melonjak dan pihak berwenang menutup Al-Aqsa untuk umum.

“Sekarang, saya santai, saya punya cukup uang untuk menafkahi keluarga saya dan orang-orang membeli barang dari toko saya,” katanya.

Tapi dengan penyebaran vaksin yang tidak merata, penyebaran virus tetap menjadi bahaya.

Baca juga: Update Corona 17 April 2021: 10 Negara dengan Kasus Tertinggi | Inggris Izinkan Perempuan Hamil Divaksin Covid-19

Masih dibayangi pandemi

Pemilik toko di Kota Tua Yerusalem mengatakan mereka khawatir bahwa Israel tidak akan mengizinkan sejumlah besar warga Palestina dari Tepi Barat, di mana hanya sedikit yang telah divaksinasi, untuk mengunjungi Kota Tua Ramadhan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com