Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelajah NASA Sukses Mendarat di Mars

Kompas.com - 19/02/2021, 07:56 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah 7 bulan di luar angkasa, penjelajah Perseverance NASA sukses mendarat dengan mulus di permukaan Mars pada Kamis (18/2/2021).

Nantinya, mereka akan memulai misinya untuk mencari tanda-tanda kehidupan mikroba kuno.

"Touchdown dikonfirmasi," kata pemimpin operasi Swati Mohan sekitar pukul 15.55 di NASA's Jet Propulsion Laboratory, dikutip dari AFP, Jumat (19/2/2021).

Prosedur pendaratan yang dipandu secara otonom selesai lebih dari 11 menit, waktu yang diperlukan sinyal radio untuk ke Bumi.

Selama beberapa tahun, penjelajah akan mengumpulkan 30 sampel batuan dan tanah yang akan dikirim kembali ke Bumi sekitar tahun 2030-an untuk analisis laboratorium.

Pesawat penjelajah itu berukuran SUV, dengan berat satu ton dan dilengkapi dengan lengan robotik sepanjang dua meter.

Selain itu, pesawat tersebut memiliki dua mikrofon dan seperangkat instrumen mutakhir untuk membantu tujuan ilmiahnya.

Baca juga: NASA Berencana Terbangkan Helikopter di Mars untuk Pertama Kalinya

Sebelum memulai pencarian, para penjelajah harus mengatasi "teror tujuh menit", yaitu prosedur pendaratan berisiko yang telah merusak hampir 50 persen dari semua misi ke planet ini.

Tak lama setelahnya, pesawat ruang angkasa Mars 2020 meluncur ke atmosfer Mars dengan kecepatan 12.500 mil (20.000 kilometer) per jam dan dilindungi oleh pelindung panasnya.

Ia kemudian mengerahkan parasut supersonik seukuran lapangan, sebelum menembakkan jetpack bermesin delapan untuk memperlambat penurunannya.

"Situs targetnya benar-benar berbahaya untuk pendaratan," kata insinyur utama untuk tahap pendaratan Allen Chen.

Meski demikian, pesawat tersebut memiliki teknologi pendaratan baru untuk membantunya menavigasi saat turun, termasuk "Terrain Relative Navigation" yang menggunakan kamera khusus guna mengidentifikasi fitur permukaan dan membandingkannya dengan peta di pesawat.

Mimpi astrobiologi

Para ilmuwan percaya bahwa sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu, kawah itu adalah rumah bagi sungai yang mengalir ke danau serta mengendapkan sedimen di delta berbentuk kipas.

"Pertanyaan apakah kehidupan di luar Bumi adalah salah satu pertanyaan paling mendasar dan esensial yang dapat kami ajukan," lata ahli geologi NASA Katie Stack Morgan.

Misi itu akan mulai mengebor sampel pertamanya pada musim panas. Para insinyur juga telah merencanakan untuk melintasi delta pertama, kemudian ke tepi danau kuno dan akhirnya tepi kawah.

Baca juga: Mars Rover Perseverance Bakal Segera Mendarat di Mars, Ini Misinya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com