Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jasa Raja Ali Haji bagi Bahasa Indonesia

Kompas.com - 16/02/2021, 11:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA 17 Desember 2020, pantun telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda pada sidang XV Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis.

Hilmar Farid sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menegaskan bahwa memperoleh pengakuan UNESCO bukan akhir perjuangan, melainkan langkah awal melestarikan tradisi mulia pantun.

Seluruh pemangku kepentingan diharapkan mulai bergerak bersama demi menyatukan tekad dengan satu tujuan yaitu membuat pantun tetap hidup dan tidak hilang ditelan zaman.

Pahlawan nasional

Pada 5 November 2004, Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad yang lebih dikenal sebagai Raja Ali Haji diangkat menjadi Pahlawan Nasional Republik Indonesia.

Sesuai tradisi multi-disiplin budayawan Islam, Raja Ali Haji adalah tokoh ulama merangkap sejarawan sekaligus sastrawan abad XIX keturunan Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Lingga-Riau dan juga merupakan bangsawan Bugis.

Jasa-jasa Raja Ali Haji di bidang kesusasteraan Nusantara luar biasa besar. Mahapujangga ini memprakarsai penyusunan dasar-dasar tata bahasa Melayu pada buku Pedoman Bahasa sebagai standar bahasa Melayu yang dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional.

Jelas bahwa karya-karya Raja Ali Haji memang sangat berperan dan berpengaruh terhadap pelestarian serta pengembangan pantun.

Kamus

Buku Raja Ali Haji berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga merupakan kamus ekabahasa Melayu pertama di Nusantara.

Beliau juga menulis Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah, dan Syair Sultan Abdul Muluk. Raja Ali Haji juga berjasa dalam penulisan sejarah Melayu.

Buku berjudul Tuhfat al-Nafis ("Bingkisan Berharga" tentang sejarah Melayu) ditulis terlebih dahulu oleh ayah Raja Ali Haji yang juga sastrawan, Raja Ahmad kemudian diselesaikan oleh Raji Ali Haji . Dalam bidang ketatanegaraan dan hukum, Raja Ali Haji menulis Mukaddimah fi Intizam.

Gurindam Dua Belas

Mahakarya Raja Ali Haji paling tersohor adalah Gurindam Dua Belas sebagai pelopor arus aliran sastra Melayu pada zamannya. Gurindam Dua Belas ditulis oleh Raja Ali Haji pada 1874 ketika berusia 38 tahun di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.

Mahakarya Sastra ini terdiri atas 12 pasal dan dikategorikan sebagai puisi didaktik berisikan nasihat dan petunjuk menuju hidup mulia yang diridhoi Allah.

Layak diyakini bahwa peran jasa pengabdian Raja Haji Ali bin Raja Ahmad terhadap kebudayaan Nusantara memang berpengaruh terhadap pengakuan pantun sebagai warisan kebudayaan dunia oleh lembaga pendidikan dan kebudayaan PBB yaitu UNESCO .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com