Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kontemplasi Kombinatorika

Kompas.com - 27/10/2020, 09:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM upaya mempelajari berbagai perihal di masa karantina diri akibat Corona, saya berjumpa dengan sebuah cabang baru (bagi saya) matematika yaitu apa yang disebut sebagai kombinatorika.

Matematika

Setelah simpang-siur menelusuri kombinatorika saya tersadarkan bahwa pada hakikatnya kombinatorika bukan hanya hadir di kawasan matematika namun di segenap aspek kehidupan umat manusia.

Mungkin akibat sang matematika an sich memang menyelinap ke segenap aspek kehidupan umat manusia mulai dari yang sehari-hari sampai yang ke zaman-zaman seperti apa yang disebut sebagai peradaban.

Tak heran kombinatorika juga menyelinap masuk ke pembelajaran tentang alam bahkan alam-alam semesta yang versi kerennya disebut kosmologi.

Kombinatorika hadir bukan terbatas di sains belaka namun juga di seni dan kebudayaan secara menyeluruh maka serta merta juga termasuk agama dan spiritualisme.

Wajar kombinatorika juga hadir di musik sebagai seni mau pun sebagai ilmu termasuk musikologi komposisi.

Musik

Secara eksplisit mau pun implisit sukma kombinatorika terkandung pada teknik komposisi dua belas nada yang dirintis oleh Joseph Matthias Bauer yang dikembangkan oleh Arnold Schoenberg untuk kemudian didayagunakan secara independen oleh berbagai komponis abad XX dan XXI mulai dari yang profesional kelas dunia seperti Anton Webern, Alexander Skriabin, Igor Stravinski, Iaanis Xenakis, Karl Heinz Stockhausen sampai yang amatiran kelas kampungan seperti Jaya Suprana.

Orkestra merupakan pengejawantahan kombinatorika paling kongkrit sebab terdiri dari kombinasi aneka ragam alat musik.

Sebenarnya musik itu sendiri adalah sosok kombinatorika karena merupakan kombinasi tata struktur bunyi dengan pemikiran matematikal seperti Gottfried Wilhelm Leibniz pernah bersabda bahwa bermusik adalah berhitung tanpa sadar jika berhitung.

Musik memang kombinasi beraneka-ragam irama, nada, dinamika, warna, akustik dan lain-lain unsur pengekspresian bunyi secara Bhinneka Tunggal Ika.

Bhinne Tunggal Ika

Sementara Bhinneka Tunggal Ika an sich merupakan suatu kombinasi berbagai unsur yang menjadi satu.

Kabinet merupakan kombinatorika para menteri bidang ekonomi, keuangan, pertahanan, hukum, kesejahteraan rakyat, pengembangan manusia dan lain-lain yang apabila mampu bekerja-sama secara terpadu konstruktif dan produktif layak dianggap sebagai lembaga utama penggerak pembangunan negara dan bangsa.

Jika tidak terpadu malah penghambat!

Berdasar fakta bahwa mekanik kuantum merupakan kombinasi berbagai unsur yang semula dianggap mustahil dikombinasikan maka -- selama menganggap belum masuk kategori melanggar undang-undang -- saya menganggap kombinatorika hadir di segenap aspek peradaban umat manusia di planet bumi bahkan segenap ihwal dan unsur di alam-alam semesta ini.

Sementara makhluk yang disebut sebagai manusia an sich merupakan kombinasi bhinneka-unsur mulai dari biologis, mikrobiologis, biomolekular, fisikal, kimiawi, elektronik, magnetik, komunikasi, hormon, sel, serta segenap unsur lahir dan batin lain-lainnya

(Penulis adalah Anggota Kehormatan Indonesian Combinatorial Society)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com