Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Peningkatan Kasus Virus Corona Dunia, Ini Pelajaran bagi Indonesia

Kompas.com - 29/06/2020, 11:57 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tren peningkatan kasus virus corona secara global kembali terlihat dalam beberapa waktu terakhir.

Hingga kini, tercatat lebih dari 10 juta orang terinfeksi virus corona di seluruh dunia dengan lebih dari 500.000 orang meninggal dunia.

Di Indonesia, kasus-kasus baru juga masih dilaporkan setiap harinya dengan angka rata-rata lebih dari 1.000 kasus.

Melihat kondisi ini, apa yang dapat dilakukan untuk melandaikan kurva pandemi atau memperlambat laju penyebaran virus corona?

Pelajaran bagi Indonesia

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyebutkan, ada dua pelajaran penting yang bisa dirujuk oleh Indonesia di tengah kondisi ini.

"Pertama, testing harus dilihat sebagai strategi utama yang tidak tergantikan. Tanpa testing yang masif dan agresif, mustahil kita dapat mengetahui sebagian besar penderita Covid-19 atau pembawa virus," kata Dicky, kepada Kompas.com, Senin (29/6/2020).

Tanpa strategi tersebut, Dicky berpendapat, mustahil melacak kasus kontak dan mengisolasi serta merawat para pembawa virus.

"Kedua, respons cepat dan tepat pemerintah di setiap tingkatan. Sudah terbukti baik secara ilmiah ataupun sejarah" sambungnya.

Menurut Dicky, langkah ini terbukti akan berpengaruh terhadap keberhasilan pengendalian pandemi.

Baca juga: 54.010 Kasus Positif, Bagaimana Prediksi Pandemi Corona di Indonesia?

Apa yang bisa dilakukan?

Dihubungi secara terpisah, kandidat Doktor Health Economics Monash Business School sekaligus dokter dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UGM, Giovanni van Empel, mengatakan, ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi kondisi ini.

"Prinsip kehati-hatian perlu dipakai karena masih banyak yang tidak diketahui tentang virus ini," kata Giovanni.

Menurut dia, hal-hal yang dapat dilakukan untuk menekan penyebaran virus saat ini adalah sebagai berikut:

  • Masyarakat tetap menghindari bepergian jika tidak diperlukan atau tidak begitu penting, serta disiplin menjalankan protokol kesehatan. Penggunaan masker, cuci tangan, hindari bersentuhan, dan jaga jarak aman
  • Mempertimbangkan untuk terus memperluas jejaring RS rujukan Covid-19 sehingga beban tenaga medis dapat dikurangi (dekonsentrasi)
  • Pemerintah daerah dapat memperkuat aktivitas pelacakan isolasi yagn efektif untuk mengantisipasi munculnya klaster baru

Sebelumnya, Dicky juga menyebut perlunya pemahaman bahwa pandemi ini menjadi tanggung jawab bersama.

"Setiap diri kita punya peran penting untuk menghambat dan memperlambat penularan Covid-19, yaitu dengan mengubah perilaku," ujar dia.

Adapun perubahan perilaku yang dimaksud adalah dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Ini sangat mendasar dan bermanfaat untuk turut melandaikan kurva," kata Dicky.

Baca juga: Potensi Penyebaran Virus Corona Masih Tinggi, Pahami Risiko Berada di Keramaian...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com