Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Ebola Kembali Mewabah di Kongo, Ini Perkembangan Vaksinnya

Kompas.com - 02/06/2020, 17:00 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - WHO melaporkan adanya wabah virus ebola di Kongo pada Senin (1/6/2020). Sebanyak lima orang dilaporkan meninggal sejak infeksi yang terjadi sejak pertengahan Mei tersebut.

Serangan wabah yang terjadi saat ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi di Kongo. Disebutkan organisasi kesehatan dunia WHO, virus ebola yang terjadi kali ini adalah yang ke-11 kalinya.

Virus ebola pertama kali ditemukan tahun 1976 dari dua outbreak yang terjadi bersamaan yaitu di sebuah daerah terpencil di Sudan dan sebuah desa yang terletak dekat sungai Ebola di Congo.

Lokasi inilah yang kemudian menjadikan nama ini sebagai penyakit Ebola atau virus Ebola.

Baca juga: WHO Melaporkan Adanya Wabah Virus Ebola Baru di Kongo


Sumber virus

Mengutip web Kementrian Kesehatan RI, sumber virus ebola belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan bukti yang ada, diperkirakan kelelawar pemakan buah (Pteropodidae) adalah host dari virus ini.

Virus ebola termasuk kedalam genus Filovirus, dimana infeksi virus dalam genus ini dapat menyebabkan kematian hingga 90 persen.

Ebola endemis di beberapa negara di Afrika seperti Democratic Republic Congo (DRC), Gabon, South Sudan, Afrika Selatan, dan Republic of Congo.

Hingga saat ini belum ditemukan vaksin dan pengobatan spesifik untuk penyakit ini, hal ini disebabkan oleh virus yang muncul secara sporadic.

Namun, potensi terjadinya pandemi penyakit virus ebola (PVE) sangat besar, mengingat PVE yang mudah menular dan adanya mobilitas tinggi masyarakat dunia.

Oleh karena itu, outbreak besar PVE yang terjadi pada akhir Desember tahun 2014 – Desember 2015 memberikan pelajaran bagi dunia bahwa dibutuhkan vaksin dan pengobatan PVE.

Pengembangan vaksin

Pengembangan vaksin PVE dimulai sejak tahun 1996, pengenalan vesicular stomatitis virus (VSV) sebagai bahan dasar utama dalam pembuatan vaksin PVE oleh Rose’s group di Universitas Yale, Amerika Serikat.

Baca juga: Ebola, Virus yang Kembali Merebak di Kongo, Bagaimana Penularannya?

Dua tahun selanjutnya pengembangan VSV menjadi VSV-EBOV dilakukan oleh Feldmann, Klenk and Volchko.

Pada tahun 2003 pengembangan vaksin dilakukan dengan menghapus glikoprotein sehingga VSV-EBOV diganti menjadi VSVΔG-ZEBOV-GP.

Tahun 2010 Badan Kasehatan Kanada memberikan lisensi keamanan kepada NewLink untuk memproduksi vaksin tersebut.

Namun, pada tahun 2017 Merck mendapatkan lisensi dari NewLink atas vaksin rVSVΔG-ZEBOV-GP yang kemudian lebih dikenal dengan Merck’s V-920.

Halaman:

Terkini Lainnya

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com