Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianjurkan Menunda Kehamilan Selama Masa Pandemi, Berikut Penjelasannya...

Kompas.com - 09/05/2020, 16:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan angka kehamilan selama pandemi corona mengalami kenaikkan. Diperkirakan dalam tiga bulan terakhir ada sekitar 420.000 kehamilan. 

Selain karena meningkatnya intensitas suami-istri berada di rumah, juga karena adanya penurunan penggunaan alat kontrasepsi selama pandemi. BKKBN mendapat laporan, jumlah pengguna alat kontrasepsi menurun sekitar 40 persen.

Padahal apabila angka kehamilan mengalami pelonjakkan tentu akan berdampak pada populasi dan demografi masyarakat. Karena itu BKKBN meminta masyarakat untuk menunda kehamilan di masa-masa sulit ini.

"Kita terus sosialisasi. Kalau bisa, bagi yang belum hamil jangan hamil dulu di masa pandemi. Hamilnya ditunda dulu," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (8/5/2020) malam.

Baca juga: BKKBN Memprediksi Angka Kehamilan Melonjak Selama Pandemi Corona, Ini Alasannya...

Alasan kehamilan sebaiknya ditunda

Hasto menjelaskan alasan mengapa sebaiknya masyarakat menunda kehamilan terutama pada masa-masa pandemi corona saat ini. Di antaranya pertimbangan mengenai kesehatan perempuan yang hamil dan kondisi fasilitas kesehatan selama pandemi. 

"Karena orang hamil, terutama hamil muda, kan daya tahan tubuhnya turun. Kalau daya tahannya turun itu kan mudah terkena infeksi. Yang kedua, orang hamil muda itu kan mual-munta," jelas Hasto.

"Kalau dalam keadaan tidak musim pandemi, kalau muntahnya berlebih itu ke dokter, terus kadang-kadang diinfus. Nah, sekarang ini kan tidak mudah, mau mondok juga belum tentu dapat tempatnya, kadang-kadang takut juga," lanjutnya.

Alasan lain, ibu hamil muda berisiko mengalami keguguran. Berdasarkan formula yang digunakan BKKBN, setidaknya 5 dari 100 kehamilan yang terjadi dapat mengalami keguguran.

Oleh karena itu, kehamilan di masa sulit ini sebisa mungkin untuk ditunda, karena apabila mengalami keguguran atau pendarahan, ibu hamil harus dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan terbaik.

"Kita tidak mau terjadi pendarahan, sehingga kematian ibu-kematian bayi meningkat. Kan itu yang harus kita cegah betul," sebut Hasto.

Baca juga: Dampak Covid-19, Diperkirakan Terjadi 7 Juta Kehamilan Tak Terduga

Perawatan ibu hamil

Kemudian alasan keempat, jika terdapat ibu hamil yang ternyata terinfeksi virus corona, secara otomatis ia akan menerima sejumlah obat-obatan medis yang harus dikonsumsi.

Padahal, belum diketahui secara jelas apakah obat-obatan tersebut memiliki dampak bagi janin yang ada dalam kandungannya.

"Karena pembentukan organ-organ janin atau organogenetik, itu terjadinya pada masa hamil sebulan dua bulan. Adanya gangguan di awal-awal kehamilan ini sangat membahayakan proses pembentukan organ," paparnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com