Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lewatkan Purnama Perige Dini Hari Nanti, Supermoon Terbesar Tahun Ini

Kompas.com - 07/04/2020, 14:32 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada Rabu (8/4/2020) dini hari nanti, akan terjadi sebuah fenomena langit berupa Purnama Perige atau biasa disebut sebagai Supermoon.

Bulan yang akan terlihat dini hari nanti memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bulan purmana yang biasanya terjadi.

Kepala Bidang Geopotensial Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hendra Suarta menyebutkan, peristiwa ini dilatari posisi Bulan yang melintasi titik Perige, titik terdekat dengan Bumi.

"Kalau nanti malam itu Bulan berada dekat dengan Bumi, itu Supermoon. Kan (Bulan) ada jarak dekat, jarak jauh, karena Bumi itu kan bentuknya elips. Nah kalau elips kan seperti telur. Kalau telur itu, dari tengah ada yang jauh ada yang dekat," jelas Hendra saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/4/2020).

Jadi, saat Purnama Perige nanti, Bulan akan melintasi titik terdekatnya dengan Bumi.

Baca juga: Fenomena Langit Bulan Ini: Mulai Supermoon hingga Hujan Meteor Lyrids

Tiga kali dalam setahun

Hendra menjelaskan, Supermoon terjadi 3 kali dalam satu tahun. Pada 2020, terjadi pada Maret, April, dan Mei.

"Di tahun 2020 ini ada 3 kali terjadi, yaitu tanggal 7 Maret, kemudian malam nanti tanggal 8  April, dan nanti 7 Mei. Dan dari 3 kejadian Supermoon ini, yang terbesar nanti malam," ujar dia.

Masyarakat Indonesia bisa menyaksikannya di langit di sisi agak ke barat. Puncaknya diperkirakan akan terjadi pukul 01.08 WIB.

"Ya sebenarnya malam itu sudah mulai kelihatan besar, karena dia sedang mendekati ke arah Perige. Dan puncaknya di jam 01.08 WIB tengah malam," jelas Hendra.

Namun,  masa puncak Purnama Perige atau Supermoon tidak berlangsung lama.

Bulan akan terus bergerak dan jika diamati menggunakan lensa khusus pasti ukurannya akan terlihat mengecil.

"Ah sebentar saja, enggak lama (puncaknya), lewat saja. Kalau besar tetap besar terus, malam sampai pagi juga besar terus. Hanya dia di puncak terbesarnya jam 01.08 WIB," kata Hendra.

Baca juga: Catat, Ini Fenomena Langit Bulan April: Supermoon, Hujan Meteor hingga Bulan Baru

Hendra menjelaskan, fenomena bulan purnama seperti ini tidak memiliki pengaruh buruk bagi Bumi, selain memengaruhi pasang air laut.

"Biasanya pengaruhnya ke air pasang air laut, lebih tinggi pasang air lautnya. Enggak ada (dampak buruknya), aman. Bisa dilihat oleh semua orang, bisa dilihat di rumah," kata Hendra.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BMKG (@infobmkg) on Apr 6, 2020 at 10:05pm PDT

Dikutip dari Instagram @infobmkg, Supermoon memiliki ukuran 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih cemerlang dari bulan purnama biasanya karena berada di jarak 356.910 kilometer dari Bumi.

Sementara, saat berada di titik jauh jaraknya bisa mencapai 406.166 kilometer.

Baca juga: Istilah Supermoon Jadi Kontroversi, Ini Kata Astrolog yang Cetuskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com