Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eror Lakukan Sensus Penduduk Online? Simak Solusi dari BPS

Kompas.com - 31/03/2020, 17:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sensus penduduk secara online yang dimulai 15 Februari akhirnya diperpanjang hingga 29 Mei 2020. 

Akan tetapi, beberapa orang sempat mengeluhkan website untuk sensus online tersebut mengalami eror.

Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Nurma Widayanti mengimbau masyarakat agar memastikan koneksi internet berjalan baik saat membuka situs BPS untuk mengisi sensus penduduk online

“Dari tim IT, pertama tergantung dari koneksi internet. Kalau internet bagus kadang-kadang browser tertentu agak lambat, suka eror,” ujar dia. 

Ia mengimbau agar masyarakat membuka website menggunakan browser Chrome, Firefox, ataupun Safari.

“Disarankan menggunakan metode privat atau incognito kalau di Chrome. Lebih lancar,” lanjutnya.

Baca juga: Sensus Penduduk Online Diperpanjang 29 Mei 2020, Simak Tahapan dan Cara Isinya

Ia menyampaikan, sejauh ini untuk persiapan sensus penduduk online yang pertama dilakukan BPS adalah menyediakan server yang layak dan dalam jumlah yang dianggap cukup.

Website untuk sensus online ini, disebutnya juga telah melalui beberapa tahapan pengujian sebelumnya.

Selain itu, Nurma juga menyampaikan pihak BSSN, BPS Australia dan akademisi juga sudah melakukan proses-proses yang menjamin keamanan data, dan kekuatan sistem untuk menerima akses yang banyak.

“Dari sisi keamanan, BSSN sudah melakukan evaluasi. Menurut BSSN apa yang kita lakukan sudah bagus dari sisi keamanan,” kata dia.

Sementara itu, BPS mencatat, sebanyak 32,4 juta penduduk atau sekitar 12,5 persen penduduk Indonesia telah berpartisipasi dalam periode awal sensus penduduk 2020. 

Sebesar 85,73 persen kualitas data yang diisikan termasuk kualitas Grade A atau sangat baik dan Grade B atau baik. 

Baca juga: BPS: Tenggat Waktu Sensus Penduduk secara Online Kemungkinan Diperpanjang

Alasan sensus penduduk online

Lebih lanjut terkait dengan alasan BPS melakukan sensus secara online lantaran saat ini mobilitas masyarakat terhitung tinggi terutama di daerah perkotaan.

Selain itu, banyak masyarakat perkotaan yang bekerja hingga malam hari. Dia melanjutkan, petugas BPS juga sering ditolak oleh responden karena dicurigai.

Sehingga kehadiran sensus penduduk online diharapkan dapat menyentuh kalangan masyarakat tersebut.

“Kita memanfaatkan kemajuan teknologi,” kata Nurma.

Tujuan sensus ini sendiri adalah untuk menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia menuju satu data kependudukan Indonesia (de facto dan de jure).

Baca juga: NIK dan KK Tidak Sesuai di Sensus Penduduk Online 2020, Ini Solusinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com