KOMPAS.com – Jagat maya media sosial ramai dengan perbincangan Keraton Agung Sejagat.
Sampai dengan hari ini “Keraton Agung Sejagat” menjadi trending di Twitter, dan telah dibicarakan sebanyak lebih dari 9 ribu kali.
Salah satu akun yang memposting mengenai Keraton Agung Sejagat adalah akun @aritsantoso.
“Yang lagi heboh di Purworejo. Ada orang mengaku dari Kerajaan Agung Sejagat yang menguasai seluruh dunia. Mereka buat keraton-keratonan yang lokasinya di Desa Pogung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Stres / halu / mau bikin aliran sesat? Ada-ada saja kelakuan warga 0275,” tulisnya.
Yang lagi heboh di Purworejo. Ada orang mengaku dari Kerajaan Agung Sejagat yang menguasai seluruh dunia. Mereka buat keraton-keratonan yang lokasinya di Desa Pogung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.
Stres / halu / mau bikin aliran sesat?
— Djo Santoso Hadiningrat (@aritsantoso) January 13, 2020
Ada-ada saja kelakuan warga 0275 pic.twitter.com/JtSvVsVv5j
Hingga kini postingan tersebut telah dibagikan ulang lebih dari 8 ribu kali dan disukai lebih dari 11 ribu pengguna.
Melansir dari Kompas.com (14/01/2020) Kemunculan Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik setelah mereka mengadakan acara wilujengan dan kirab budaya pada Jumat (10/01/2020) hingga Minggu (12/01/2020).
Keraton Agung Sejagat dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuwun bernama asli Toto Santoso Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu yang memiliki nama Dyah Gitarja.
Pihak Keraton Agung Sejagat mengklaim hingga kini memiliki pengikut sebanyak 450 orang.
Baca juga: Polri Dalami Kegiatan Keraton Agung Sejagat di Purworejo
Berdasarkan penelusuran Kompas.com sosok Toto Santoso Hadiningrat sebelumnya pernah mendirikan organisasi kemasyarakatan yang menamakan dirinya “Jogjakarta Development Committee” atau Jogja DEC.
Melansir dari Antaranews (11/03/2016) organisasi Jogja DEC pada waktu itu membantah dirinya memiliki pola kegiatan mirip dengan Gerakan Fajar Nusantara yang heboh awal tahun itu.
"Jogjakarta Development Committee bukan Gafatar ataupun Gafatar jilid dua, bukan teroris, akan tetapi didirikan dengan penuh welas asih untuk memanusiakan manusia," kata Toto yang saat itu menjadi Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia untuk Wilayah Nusantara.
Toto menyebut Jogja DEC didirikan guna membantu menjalankan misi kemanusiaan.
Menurut Toto, organisasi ini memiliki jaringan setingkat dunia yang didanai Lembaga Keuangan Tunggal dunia ESA Monetary Fund yang berpusat di Swiss.
Ia mengatakan, DEC masuk Indonesia saat 2014 dan pertama mensosialisasikan gerakannya di Yogyakarta.
Sementara itu, melansir dari Harian Tribun Jogja, organisasi ini berjanji akan memberikan dana antara 50 hingga 200 dollar AS pada anggotanya.