KOMPAS.com – Bagaimana bersikap jika terjadi arus deras saat banjir? Pasca-banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada awal 2020 lalu, beredar sejumlah informasi mengenai cara menghadapi arus deras.
Salah satunya video yang beredar di media sosial Twitter dalam sepekan terakhir.
Pada unggahan video yang dibagikan salah satu akun, disebutkan bahwa cara menghadapi arus deras adalah dengan cara membentuk barisan bersusun.
“Apabila kalian terjebak arus kuat, jangan bergandengan tangan. Lihat video ini, p3k yg mungkin akan berguna suatu saat,” demikian narasi yang mengikuti video itu.
Baca juga: Viral Video Mobil Diduga Curian dan Dilempari Batu, Ini Kronologi Peristiwanya
Video tersebut bahkan telah dibagikan ulang lebih dari 50.000 kali.
Apabila kalian terjebak arus kuat, jangan bergandengan tangan.
Lihat video ini, p3k yg mungkin akan berguna suatu saat. pic.twitter.com/wn465qqakw
— Capung (@IkanBakar17) January 3, 2020
Benarkah cara menghadapi arus deras seperti yang terlihat pada video yang beredar?
Kompas.com mengonfirmasinya kepada Instruktur SAR Balai Diklat Basarnas, Chandra Kresna, Sabtu (11/1/2020).
Chandra mengatakan, cara dalam video itu adalah cara untuk menghadapi aliran arus sungai agar tidak terpisah dan hanyut.
“Lebih tepatnya bukan cara tidak tenggelam. Tapi adalah cara untuk menghadapi aliran arus air agar suatu kelompok tidak terpisah dan terbawa hanyut,” kata dia.
Sementara, untuk mencegah agar tak terseret arus, kata Chandra, ketika datang arus, mereka yang berkumpul harus menghadap ke arah datangnya arus dan berpegangan pada pinggang orang yang ada di depannya.
“Pemimpin jika mungkin memegang tongkat, kemudian secara bersama-sama bergerak ke samping yang diatur oleh komando pemimpin tim,” lanjut dia.
Baca juga: Viral Megathrust Sulawesi Sebabkan Gempa dan Tsunami Besar, Ini Penjelasannya
Menurut Chandra, teknik seperti ini adalah teknik yang kerap dipakai saat menyeberangi sungai tanpa tali atau river crossing without rope.
Sementara, teknik yang terlihat dalam video yang beredar dikenal dengan teknik "in line astern".
Teknik ini, kata Chandra, adalah teknik yang biasa dipakai dalam kegiatan outdoor di alam bebas atau survival.
Cara menghadapi arus dengan teknik itu merupakan cara paling efektif untuk bertahan.
Dengan catatan, orang yang berada di lokasi masih bisa menapakkan kaki dan ketinggian air masih di bawah pinggang.
Selain itu, tidak ada material padat yang terbawa arus.
Chandra juga mengingatkan, cara ini dipakai ketika tidak ada alat bantu lain di sekitar kita yang bisa digunakan sebagai pengaman, seperti kayu dan sebagainya.