Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Iran Akui Tembak Pesawat Ukraina, Pedemo Tuntut Ayatollah Mundur

Kompas.com - 12/01/2020, 12:39 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Iran mengaku bahwa pihaknya telah menembak pesawat milik Ukraina yang menewaskan 176 orang di dalamnya.

Pengakuan ini memicu terjadinya protes terhadap otoritas Iran di Teheran dan kota lainnya. 

Mengutip Reuters, pihak Iran mengatakan pada Sabtu (11/1/2020) bahwa angkatan udara mereka melakukan kesalahan penembakan rudal pada Rabu (8/1/2020). 

Sebelumnya, Iran membantah bahwa mereka yang telah menjatuhkan pesawat milik Ukraina tersebut.

Lantas apa dampaknya?

Protes

Protes terjadi di seluruh Iran, termasuk di Teheran, Shiraz, Esfahan, Hamedan, dan Orumiyeh meski para pejabat tinggi Iran dan pihak militer menyatakan permintaan maafnya atas penembakan pesawat tersebut. 

Melansir Business Insider, mereka menuntut pengunduran diri pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Dalam sebuah video yang direkam oleh New York Times, para pendemo yang marah meneriakkan "kematian bagi diktator," dan "tidak tahu malu".

Selain itu, para pemrotes yang tersebar di kampus-kampus universitas juga dilaporkan menyebut Garda Revolusioner Islam "tidak kompeten" dan menjadi "beban malu masyarakat".

Pemerintah luar negeri pun mengutuk kasus jatuhnya pesawat tersebut. Ukraina juga menuntut kompensasi atas kesalahan ini. 

Sementara, Kanada, Ukraina, dan Inggris, menyebut bahwa pengakuan Teheran sebagai langkah awal yang penting.

"Apa yang diakui oleh Iran sangatlah serius. Menembak jatuh pesawat sipil sangat buruk. Iran harus mengambil tanggung jawab penuh," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. 

Dia pun berkomitmen dengan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk berkolaborasi dengan penyelidik Kanada, bekerja sama menurunkan ketegangan di wilayah tersebut, serta melanjutkan dialog. 

Baca juga: Raup Pendapatan Rp 37 Triliun, Ini Produsen Drone Pembunuh Jenderal Iran

Krisis legitimasi

Kasus penembakan pesawat Ukraina tersebut membuat pemimpin Iran harus menghadapi krisis legitimasi di tengah kemarahan rakyatnya. 

Sementara, Garda Revolusi Iran juga telah meminta maaf dan menerima tanggung jawab penuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com