KOMPAS.com - Video perundungan siswa sekolah dasar (SD) beredar luas di masyarakat salah satunya lewat media sosial Instagram.
Video viral itu memperlihatkan seorang anak laki-laki dianiaya oleh anak laki-laki lain yang badannya lebih besar.
Korban terlihat menangis kesakitan dan seolah memohon ampun. Namun, pelaku tetap meneruskan aksinya kepada korban.
Mirisnya, peristiwa ini malah direkam oleh anak lain yang justru membiarkan penganiayaan itu terjadi, bukan melerai keduanya.
Hal ini pun mendapatkan taggapan dari Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Satriwan Salim.
Baca juga: KPAD Kota Bekasi Dorong Sekolah Tidak Keluarkan Pelaku Perundungan
Satriwan mengaku prihatin terhadap aksi perundungan yang masih saja terjadi di lingkungan pendidikan.
"Padahal semestinya sekolah menjadi arena yg aman bagi siswa. Sekolah harus menjadi rumah kedua bagi para siswa. Sebagaimana 'Taman' kata Ki Hadjar Dewantara," kataSatriwan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/9/2019).
Satriwan menuturkan, kejadian yang terjadi di lingkungan sekolah sebenarnya menjadi salah satu tanggung jawab guru.
"Seandainya terjadi di lingkungan sekolah, seharusnya guru mengetahui, mengawasi, dan mencegah kekerasan ini terjadi. Sebab area sekolah dan selama pembelajaran masih berada di bawah kontrol guru," ujar Satriwan.
Orangtua dalam hal ini juga mempunyai peran penting. Para orangtua, lanjut Satriwan, dapat memberikan pendidikan nilai-nilai kepada anaknya.
Selain itu, komunikasi antara orangtua dan anak harus dibangun sebaik mungkin.
Komunikasi yang terbentuk dengan baik ini menciptakan kepedulian dan memudahkan orangtua mengetahui permasalahan anaknya.