Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibunda SBY Meninggal Dunia, Begini Riwayat Sakitnya

Kompas.com - 30/08/2019, 20:10 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu kandung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Siti Habibah berpulang pada Jumat (30/8/2019).

Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik mengatan, Siti meninggal dunia pada pukul 19.21 di Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur.

Sebelumnya, ibunda SBY dikabarkan jatuh sakit dan dirawat di Rumah Sakit Mitra Cibubur sejak Kamis (8/8/2019).

Jatuh Sakit

Siti Habibah masuk ke rumah sakit sejak Kamis sore. Ferdinand mengatakan, sakitnya ibu SBY dikarenakan faktor usia. Siti juga dikabarkan sudah sulit beraktivitas seperti biasa.

"Sebetulnya tidak bisa disebut sakit tertentu. Tapi ini memang karena penurunan fungsi fisik karena faktor usia. Jadi kalau dibilang sakit, ya sakit tua. Sudah sepuh," ujar Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, Senin (12/8/2019).

Baca juga: Ibunda SBY Wafat di RS Mitra Keluarga Cibubur

Sempat Membaik

Meski begitu, kondisi Siti Habibah sempat stabil dan membaik. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari.

"Sejak Kamis lalu sakit keras. (Sekarang) kondisinya stabil," kata Imelda saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (11/8/2019).

Sakit Faktor Usia

Sementara itu, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyampaikan, penyebab sakitnya ibunda SBY itu karena faktor usia.

Diketahui, Siti yang biasa dipanggil Eyang Habibah itu juga sudah sulit beraktivitas seperti biasa.

"Eyang Habibah memang sudah sepuh dan sudah lama terbaring tak bisa beraktivitas, karena faktor usia yang sepuh," kata Ferdinand.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com