KOMPAS.com - Umar bin Khattab merupakan salah satu Khulafaur Rasyidin dan juga sahabat utama Nabi Muhammad SAW.
Ia pun menjadi salah satu dari sepuluh sahabat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk surga.
Umar pernah menjabat sebagai Khalifah pada tahun 634-644, setelah meninggalnya Abu Bakar.
Pada masa kepemimpinan Umar, umat Islam menjadi salah satu kekuatan baru di wilayah Timur Tengah.
Baca juga: Mengapa Kaum Kafir Quraisy Melakukan Pemboikotan terhadap Umat Islam?
Sebagian besar ahli sejarah berpendapat bahwa Umar bin Khattab lahir di Mekkah pada tahun 583.
Umar merupakan keturunan salah satu sub suku yang terpandang di kalangan orang-orang Quraisy.
Umar kecil sudah memiliki sikap yang mandiri dan berani. Saat masih anak-anak, ia diberi tanggung jawab oleh ayahnya, Khattab bin Nufal, untuk memelihara domba dan unta.
Ia juga mendapat didikan yang sangat keras dari sang ayah, yang tidak segan memukulnya apabila melakukan kesalahan kecil.
Didikan keras sang ayah dan budaya Quraisy saat itu menjadikan Umar tumbuh sebagai orang yang tangguh, pemberani, pandai berkelahi, mahir memainkan pedang, memanah, dan tangkas menunggang kuda.
Ia juga menjadi salah satu orang yang pandai membaca dan menulis, sesuatu yang sangat langka di kalangan masyarakat Quraisy saat itu.
Baca juga: Usamah bin Zaid, Panglima Perang Termuda Zaman Rasulullah
Umar ternyata juga pandai dalam bidang sastra, khususnya dalam mengubah syair. Bahkan ia dijuluki sebagai "kitab diwan berjalan", karena kepiawaiannya menghimpun syair-syair Arab.
Ketika beranjak dewasa, Umar mulai menekuni perdagangan, seperti halnya kebanyakan orang Mekkah.
Umar sering melakukan perdagangan hingga ke luar Semenanjung Arab, seperti Persia, Syam, dan Mesir.
Ketika Nabi Muhammad SAW mulai menyebarkan Islam di Mekkah, banyak kalangan kafir Quraisy yang menentangnya, salah satunya adalah Umar bin Khattab.
Bahkan Umar tidak segan menyiksa orang-orang yang ketahuan menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW dan masuk Islam.