BEIJING, KOMPAS.com - China mengupayakan pasokan energi mulai dari batu bara dan terbarukan untuk suksesnya Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.
Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 akan berlangsung pada 4-20 Februari 2022.
Sejak 2015, China sudah menanam ribuan pohon di luasan ribuan hektar tanah di Beijing dan kawasan Hebei, lokasi-lokasi pertandingan Olimpiade Beijing tersebut.
Baca juga: Presiden Atletik Dunia, Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 Tak Ada Artinya
Pemerintah China juga membangun pembangkit listrik tenaga angin dan panel surya.
"Kami juga memindahkan ratusan pabrik-pabrik dari Beijing dan Hebei," kata pernyataan Presiden China Xi Jinping.
Sementara itu, program penanaman pohon untuk mengurangi polusi asap di seputaran hutan di Zhangjiakou, salah satu lokasi kegiatan Olimpiade Beijing itu, sudah terealisasi 80 persen.
Sejak awal, China mengupayakan agar perhelatan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 tak berasap.
"Kami berusaha membenahi lingkungan untuk mengurangi polusi asap," kata Juru Bicara Kementerian Ekologi dan Lingkungan Hidup Liu Youbin.
Pengelolaan lingkungan hidup yang belum mumpuni di China membuat ibu kota, Beijing, acap diselimuti kabut asap.
Menurut Liu Youbin, pemerintah China melakukan banyak perubahan demi mengatasi polusi tersebut sejak Beijing memenangi penawaran menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada 2015 lalu.
"Namun demikian, risiko kabut asap masih bisa menjadi ancaman," ucap Liu Youbin.
Berkenaan dengan energi dari batu bara, catatan Kompas pada 3 September 2021 menunjukkan bahwa 60 persen perekonomian China masih mendapat sokongan dari batu bara.
Per 2030, China ingin mencapai target puncak konsumsi batu bara sebelum 2030.
Kemudian, China beralih ke energi terbarukan.
Sejauh ini, selain menghasilkan batu bara sendiri, China masih mengimpor batu bara dari berbagai negara, termasuk Indonesia.