KOMPAS.com - Olahraga sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi siapapun yang menggemarinya.
Sepanjang 2021, olahraga berhasil mengisi kehampaan di tengah riuh pandemi Covid-19 yang tak henti-hentinya memunculkan kekhawatiran atau bahkan lara.
Saat kebanyakan orang terjebak dalam situasi yang serba tak pasti, olahraga hadir menawarkan hiburan dan asa.
Di Indonesia, olahraga bahkan bisa memantik sifat kritis serta meningkatkan kecintaan terhadap bangsa dan negara.
Hal itu diwujudkan dengan adanya fenomena olahraga dan pergelaran yang menampilkan perjuangan dari para atlet kebanggaan Indonesia.
Baca juga: DBON untuk Kemajuan Olahraga Indonesia
Lewat kaleidoskop ini, berikut Kompas.com rangkum fenomena olahraga dan buah keringat dari para atlet Tanah Air sepanjang 2021:
Pada awal 2021, akun Dewa Kipas di platform permainan catur virtual bernama Chess.com, menggemparkan dunia percaturan nasional maupun internasional.
Akun Dewa Kipas tentu memiliki tuan atau pengguna yang kemudian menjadi otak di balik langkah-langkah fenomenalnya.Pria bernama Dadang Subur diketahui menjadi sosok di balik keberadaan akun Dewa Kipas tersebut.
Kehebohan terkait polemik Dewa Kipas awalnya muncul setelah akun milik Dadang Subur itu diblokir oleh Chess.com karena dianggap melakukan kecurangan saat mengalahkan akun GothamChess milik pecatur berlabel International Master (IM), Levy Rozman.
Pemblokiran akun Dewa Kipas itu tentu memiliki dasar. Tim analis algoritma Chess.com menemukan beberapa kejanggalan dalam sepak terjang akun Dewa Kipas.
Salah satu kejanggalan yang paling disorot adalah akurasi langkah Dewa Kipas pada rentang 22 Februari sampai 2 Maret 2021 yang berkisar di antara 90-99 persen.
Baca juga: Alasan Chess.com Yakin Dewa Kipas Melakukan Kecurangan
Bentang persentase akurasi langkah itu sulit dipercaya, bahkan untuk level pemain profesional sekalipun.
Sejumlah pakar secara spesifik mencurigai Dewa Kipas memakai bantuan bot atau kecerdasan buatan sebagai pembisik langkahnya di Chess.com.
Di tengah pemblokiran dan kecurigaan terhadap Dewa Kipas, banyak warganet dari Indonesia yang membela Dadang Subur selaku pemilik akun.
Bahkan, tidak sedikit yang langsung menyerang akun GothamChess milik Levy Rozman yang bisa dibilang punya andil di balik hebohnya polemik Dewa Kipas.
Kehebohan soal polemik Dewa Kipas semakin menjadi-jadi setelah Dadang Subur bersama anaknya, Ali Akbar, diundang ke podcast milik Deddy Corbuzier.
Baca juga: Terkait Polemik Dewa Kipas, Grand Master Irene Kharisma Minta Publik Buka Mata
Selanjutnya, Dadang Subur dipertemukan dengan WGM Irene Kharisma Sukandar untuk melakoni duel catur secara offline atau tatap muka langsung. Duel tersebut difasilitasi oleh Deddy Corbuzier dan berlangsung pada 22 Maret 2021.
Hasilnya, Dadang Subur kalah 0-3 dari WGM Irene Sukandar dalam duel yang dihelat dengan format empat babak tersebut.
Heri Darmanto, ahli teknologi informasi di PB Percasi, mengutarakan di laman Info Catur bahwa akurasi langkah Dadang Subur pada ketiga laga kontra Irene Sukandar adalah 33,8 persen, 27,7 persen, dan terakhir 95,3 persen.
Angka itu jauh dari persentase akurasi langkah Dewa Kipas di Chess.com, terutama pada periode 22 Februari sampai 2 Maret 2021 yang konsisten mencapai 90 hingga 99 persen.
Hasil tersebut seolah membuka mata publik terhadap polemik Dewa Kipas yang sempat menghebohkan dunia maya.
Baca juga: Akurasi Langkah Dadang Subur Kontra WGM Irene: Magis Dewa Kipas Lenyap
Seusai pertandingan, Dadang Subur pun mengakui kekalahannya. Sementara itu, Irene Sukandar meminta publik tidak menghujat Dewa Kipas alias Dadang Subur.
Pelaksanaan duel WGM Irene Sukandar vs Dewa Kipas kemudian menjadi puncak dari sederet persoalan terkait sepak terjang Dadang Subur dalam situs Chess.com.
Terlepas dari hasil duel tersebut, polemik Dewa Kipas dinilai mampu memberi efek positif, yakni membangkitkan euforia catur, terutama di Indonesia.
Hal itu dibuktikan dengan jumlah penonton yang menyaksikan jalannya duel antara Irene Sukandar dan Dadang Subur.
Tercatat, jumlah penonton siaran langsung duel Irene Sukandar kontra Dadang Subur mencapai 1,25 juta pada titik tertinggi (peak viewers). Jumlah ini terbilang fantastis sehingga disorot oleh Federasi Catur Dunia (FIDE).
Memasuki triwulan akhir 2021, Indonesia mendapat sanksi dari Badan Antidoping Dunia (WADA) karena dianggap tak mematuhi prosedur anti-doping, yakni test doping plan (TDP).
Akibatnya, Indonesia tidak diperbolehkan mengibarkan bendera Merah Putih di single event dan multi-event internasional.
Selain itu, Indonesia tidak diizinkan terpilih menjadi tuan rumah olahraga tingkat regional, kontinental, hingga dunia selama satu tahun sejak berlakunya sanksi.
Salah satu bentuk sanksi WADA, yakni larangan mengibarkan bendera Merah Putih, langsung dirasakan tim Indonesia yang berjuang di Piala Thomas 2020.
Adapun tim Indonesia sukses menjuarai Piala Thomas 2020 usai memastikan kemenangan 3-0 atas China di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, 17 Oktober 2021.