KOMPAS.com - Takkan ada air mata dalam perpisahan Valentino Rossi. Begitulah seharusnya. Dia datang untuk membawa ceria, pergi meninggalkan cerita bahagia.
"Tarian" sang pebalap di aspal hingga senyum Rossi selalu merekah seiring lahirnya era MotoGP yang berganti dari kelas 500cc.
Ya, Rossi menjadi rider pertama yang meraih gelar juara MotoGP pada tahun 2002. Bukan hanya sekali, tetapi juga tiga tahun berikutnya secara beruntun hingga musim 2005.
Kemenangan-kemenangan penuh arti dia hiasi dengan selebrasi-selebrasi unik dari Rossi.
The Doctor, julukannya, menari-nari di depan lawannya. Tak ada lawan yang tak mampu dia kejar pada masa emasnya.
Baca juga: 5 Momen Tak Terlupakan Valentino Rossi di MotoGP
Akan tetapi, segarang-garangnya Rossi di aspal, ada satu lawan yang tak mampu dia atasi. Itu adalah waktu.
Usianya kian kemarin menunjukkan betapa panjangnya perjalanan Rossi. Sudah 25 tahun pebalap Italia itu "mengabdi" untuk aspal. Sosoknya melampaui MotoGP. Namanya abadi.
Tepat MotoGP 2021 berakhir di Sirkuit Ricardo Tormo, Minggu (14/11/2021), Rossi mengucapkan kalimat perpisahan.
Hilangnya Rossi, membuat rider-rider bermunculan untuk menjadi sosok yang dibicarakan.
Baca juga: Jadi Legenda MotoGP, Berapa Harta Kekayaan Valentino Rossi?
The Baby Alien, julukan Marc Marquez, awalnya menjadi rival kuat Rossi dari segi prestasi.
Satu gelar juara lagi, Marc Marquez sejajar dengan Rossi yang merengkuh sembilan kali gelar juara dunia.
Akan tetapi, "gas" Marc Marquez tak sepenuhnya lancar. Jalan yang dia hadapi juga penuh lika-liku.
Kabar terkini, Marc Marquez tengah di ujung takdir karena cedera yang dia alami.
Kecelakaan Marc Marquez pada seri pertama MotoGP 2020 membuatnya membenamkan mimpinya menyetarai jumlah gelar Rossi.
Baca juga: MotoGP Valencia: Kenangan Indah, Saksi Pahit, dan Balapan Terakhir Valentino Rossi
Dia sempat membuat kejutan sejak seri MotoGP Aragon musim ini dengan merangsek ke podium dua.