TOKYO, KOMPAS.com - Analisis perusahaan Trend Micro Inc menyebutkan bahwa ketiadaan penonton pada Olimpiade dan Paralimpiade 2020 mengurangi kejahatan siber.
Perusahaan keamanan internet Trend Micro Inc menyebut, relatif sedikitnya jumlah serangan siber bisa disebabkan lantaran Olimpiade Tokyo 2020 dan Paralimpiade 2020 tidak dihadiri oleh penonton.
Baca juga: Serangan Siber Juga Melanda Olimpiade Musim Dingin
"Ketidakhadiran penonton lantaran pandemi Covid-19 ini menyebabkan sistem tiket dan informasi lainnya tidak bisa digunakan untuk kejahatan siber," kata perusahaan itu.
Trend Micro Inc mengatakan pihaknya melakukan pencegahan serangan siber dengan meminimalisasikan kerusakan.
"Kami melindungi laman resmi dan laman komite pelaksana," kata perusahaan itu.
Menurut data dari Trend Micro Inc, serangan siber melanda perhelatan Olimpiade Musim Dingin terkini.
Baca juga: 400 Juta Serangan Siber Mengarah ke Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020
Perusahaan perlindungan internet itu menyebut bahwa serangan siber terjadi pada Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
Pada Olimpiade Musim DIngin Pyeongchang 2018 ada 600 juta serangan siber.
Setidaknya, sementara itu, ada 400 juta serangan siber mengarah ke perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 dan Paralimpiade Tokyo 2020.
Baca juga: Serangan Siber Juga Melanda Olimpiade Musim Dingin
Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung pada 23 Juli 2021 hingga 8 Agustus 2021.
Sementara, Paralimpiade Tokyo 2020 terlaksana pada 24 Agustus 2021 sampai dengan 5 September 2021.
"Ada 400 juta serangan siber," kata pelaksana Tokyo 2020 dalam pernyataan terkini, Selasa (5/10/2021).
Jika dibandingkan, serangan siber pada kedua perhelatan itu masih lebih sedikit jumlahnya ketimbang kondisi pada Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
Baca juga: Perhelatan Olimpiade Ini Panen Serangan Siber Terbanyak
Total pada Olimpiade London 2012 ada 2,3 miliar serangan siber.