Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang Makanan Terbuang, Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 Dapat Sorotan

Kompas.com - 28/08/2021, 11:18 WIB
Josephus Primus

Penulis

Sumber Kyodonews

TOKYO, KOMPAS.com - Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 mendapat sorotan lantaran makanan terbuang selama penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli 2021 hingga 8 Agustus 2021.

Seturut penghitungan satu bulan hingga 3 Agustus 2021, tercatat ada sekitar 130.000 paket makanan yang terbuang atau tak jadi disantap.

Baca juga: Dijadikan Apakah Makanan Terbuang di Olimpiade Tokyo 2020?

Dari penghitungan itu terdapat informasi bahwa seperempat dari jumlah makanan tadi disiapkan untuk jangka waktu perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 pad 20 lokasi pertandingan.

Sementara, jumlah total lokasi pertandingan olahraga ada 42.

The medals and tray to be used for the medal ceremonies at the Tokyo 2020 Olympics Games are seen during an event to mark 50 days to the opening ceremony, at Ariake Arena in Tokyo on June 3, 2021. (Photo by ISSEI KATO / POOL / AFP)AFP/ISSEI KATO The medals and tray to be used for the medal ceremonies at the Tokyo 2020 Olympics Games are seen during an event to mark 50 days to the opening ceremony, at Ariake Arena in Tokyo on June 3, 2021. (Photo by ISSEI KATO / POOL / AFP)

Investigasi mengenai makanan terbuang itu mengemuka setelah penyelenggara mengungkapkan ada 4.000 dari 10.000 boks bento atau makanan siap santap yang terbuang usai seremoni pembukaan Olimpiade Tokyo 2020.

Baca juga: Paralimpiade Tokyo 2020: Atlet dengan Keterbatasan Penglihatan Tertabrak Bus Tanpa Pengemudi

Atas kejadian itu, Tokyo 2020 kemudian membenahi proposal untuk memperkecil kesempatan makanan terbuang.

Seorang warga bermasker melihat simbol Paralimpiade yang menyala di area tepi laut Taman Laut Odaiba, menjelang upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020 yang telah ditunda hingga 2021 karena pandemi Covid-19, di Tokyo, Jepang, Jumat (20/8/2021). Panitia penyelenggara bersama Pemerintah Jepang akhirnya memutuskan kebijakan menggelar Paralimpiade Tokyo 2020 tanpa kehadiran penonton.ANTARA FOTO/REUTERS/ISSEI KATO Seorang warga bermasker melihat simbol Paralimpiade yang menyala di area tepi laut Taman Laut Odaiba, menjelang upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020 yang telah ditunda hingga 2021 karena pandemi Covid-19, di Tokyo, Jepang, Jumat (20/8/2021). Panitia penyelenggara bersama Pemerintah Jepang akhirnya memutuskan kebijakan menggelar Paralimpiade Tokyo 2020 tanpa kehadiran penonton.

Perkiraan yang dibuat adalah pengurangan jumlah makanan terbuang hingga angka 15 persen pada 30 Juli 2021 hingga 6 Agustus 2021.

"Kami berupaya meminimalisasikan jumlah makanan terbuang," kata Tokyo 2020.

Tokyo 2020 menyebut bahwa pada seremoni penutupan Olimpiade Tokyo 2020, Minggu (8/8/2021) di Stadion Nasional Tokyo, tercatat 200 dari 6000 paket makanan terbuang.

Kasur kardus daur ulang dan matras bagi atlet saat tur media di Kampung Atlet Tokyo, Jepang, pada 20 Juni 2021.AFP PHOTO/POOL/AKIO KON Kasur kardus daur ulang dan matras bagi atlet saat tur media di Kampung Atlet Tokyo, Jepang, pada 20 Juni 2021.

Sementara itu, pada seremoni pembukaan Paralimpik Tokyo 2020, tercatat ada 100 dari 6000 paket makanan yang terbuang.

"Sulit memang membuat kondisi tak ada sama sekali makanan yang terbuang selama perhelatan Olimpiade dan Paralimpik Tokyo, Tapi, kami berupaya sebaik mungkin," kata Juru Bicara Tokyo 2020 Masanori Takaya.

Logo Olimpiade Tokyo 2020 beserta Olimpiade Paralimpik Tokyo 2020twitter Logo Olimpiade Tokyo 2020 beserta Olimpiade Paralimpik Tokyo 2020

Tokyo 2020 melaksanakan tema ramah lingkungan pada Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 dengan pemanfaatan kasur kardus di Perkampungan Atlet Tokyo.

Selain kasur kardus, medali-medali Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 juga terbuat dari logam daur ulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com