KOMPAS.com - Resesi dan inflasi adalah dua istilah ekonomi yang sebenarnya saling berkaitan, namun memiliki beberapa perbedaan.
Dikutip dari buku Peningkatan Ekonomi Masyarakat menuju Era Society 5.0 di Tengah Pandemi Covid-19 (2021) oleh Jakaria dkk, berikut pengertian resesi:
"Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi bersifat negatif, karena adanya penurunan PDB (Produk Domestik Bruto) selama dua kuartal berturut-turut."
Biasanya resesi ditandai dengan melemahnya perekonomian global, yang akhirnya berpengaruh pada perekonomian domestik negara-negara di seluruh dunia.
Baca juga: Resesi: Pengertian dan Dampaknya
Menurut Adrian Sutedi dalam buku Hukum Keuangan Negara (2022), inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus (kontinu).
Inflasi adalah proses penurunan nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses kenaikan harga secara terus-menerus yang sifatnya saling memengaruhi.
Apa perbedaan resesi dan inflasi?
Dari penjelasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa salah satu perbedaan resesi dan inflasi adalah pengertiannya.
Resesi adalah pertumbuhan ekonomi yang sifatnya negatif. Sedangkan inflasi adalah kenaikan harga secara terus-menerus yang bersifat saling memengaruhi.
Baca juga: Inflasi: Pengertian dan Contohnya
Dilansir dari situs Byjus, resesi adalah periode perlambatan ekonomi. Ditandai dengan:
Sementara itu, inflasi ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa. Akibatnya, daya beli konsumen pun menurun.
Perbedaan resesi dan inflasi adalah cara mengukurnya.
Inflasi diukur lewat dua indikator, yakni indeks harga konsumen serta indeks harga grosir. Sementara resesi diukur lewat jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara.
Baca juga: Apa itu Resesi Ekonomi?
Bedanya resesi dan inflasi juga terlihat pada jangka waktunya. Inflasi terjadi secara berkelanjutan, sedangkan resesi terjadi pada situasi ekonomi tertentu.
Berdasarkan penjelasan di atas, perbedaan resesi dan inflasi, yaitu: