KOMPAS.com - Kelangkaan timbul akibat keterbatasan sumber daya, sementara kebutuhan manusia tak terbatas jumlahnya.
Dalam ilmu ekonomi, kelangkaan (scarcity) menjadi masalah pokok ekonomi. Masalah ini kemudian memunculkan permasalahan lainnya.
Menurut Harkim Simamora, dkk dalam buku Pengantar Bisnis (2022), kelangkaan adalah kondisi di mana manusia tidak memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi kebutuhan.
Ada dua pengertian kelangkaan dalam ilmu ekonomi, yaitu:
Dilansir dari situs National Geographic, kelangkaan mengharuskan manusia untuk membatasi pilihannya dalam memenuhi kebutuhan.
Baca juga: Kelangkaan: Pengertian, Ciri-ciri, Penyebab
Pada satu sisi, kelangkaan bisa terjadi begitu saja. Misalnya kelangkaan air bersih sewaktu musim kemarau.
Namun, kelangkaan juga bisa dengan sengaja diciptakan. Contohnya pemerintah mengontrol pencetakan dan peredaran uang serta barang berharga.
Berikut empat dampak negatif kelangkaan:
Dilansir dari situs Psychology Today, salah satu efek atau dampak dari kelangkaan adalah tidak terpenuhinya keinginan juga kebutuhan.
Kelangkaan membuat manusia tidak bisa memenuhi segala keinginannya. Kondisi ini membatasi mereka untuk membeli atau menggunakan alat pemuas kebutuhan.
Pembatasan akan hal-hal yang diinginkan manusia, akan mengarahkan pikiran mereka pada kebutuhan yang sulit atau tidak terpenuhi.
Baca juga: Kelangkaan Sumber Daya dan Cara Mengatasinya
Salah satu dampak negatif kelangkaan adalah naiknya harga kebutuhan.
Dikutip dari Konsep Dasar Ekonomi dan Koperasi (2022), karya Dwi Putri Lestari dkk, kelangkaan menyebabkan naiknya harga kebutuhan.
Ini bisa terjadi karena barang atau jasa yang tidak tersedia dalam jumlah banyak, sementara mayoritas orang membutuhkannya.
Apabila tidak diatasi, kelangkaan akan menimbulkan krisis ekonomi atau permasalahan lainnya.