KOMPAS.com – Dalam persilangan dihibrid dominan resesif, jika f1 disilangkan sesamanya, maka akan diperoleh fenotipe f2 dengan perbandingan 9:3:3:1. Namun, apa yang dimaksud dengan persilangan dihibrid?
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua indvidu dengan dua sifat yang berbeda.
Dilansir dari Microbe Notes, persilangan dihibrid lebih kompleks daripada persilangan monohibrid karena melibatkan lebih dari dua sifat genetik sehingga orang tua dapat berupa homozigot maupun heterozigot.
Persilangan dihibrid dilandasi oleh hukum II Mendel atau hukum asotasi tentang persilangan bebas yang berbunyi:
“Pada pembentukan gamet, setiap gen dapat bergabung atau berasortasi secara bebas”.
Baca juga: Perbedaan Antara Hukum Mendel 1 dan 2
Artinya, kedua sifat pada persilangan dihibrid tidak memengaruhi satu sama lain dan bisa diekspresikan secara bebas.
Hal ini membuktikan bahwa gen terpisah pada lokus kromosom yang terpisah atau pada kromosom yang berbeda. Sehingga, kedua gen tidak terhubung.
Seperti yang dikatakan di atas, orangtua persilangan dihibrid dapat berupa dua inividu yang homozigot ataupun heterozigot. Intinya, kedua orangtua harus memiliki dua sifat yang berbeda satu sama lain.
Seperti persilangan monohibrid, keturunan persilangan dihibrid dapat berupa keturunan pertama (F1) dan keturunan kedua (F2). Bedanya, keturunan persilangan dihibrid lebih banyak dengan variasi fenotipe yang lebih tinggi.
Baca juga: Persilangan Intermediet: Sejarah, Pengertian, dan Contohnya
Contoh persilangan dihibrid adalah persilangan dihibrid dominan resesif atau persilangan homozigot.
Misalnya, tanaman berbiji bulat dan kuning dengan sifat dominan (YYRR) disilangkan dengan tanaman berbiji hijau dan kisut dengan sifat resesif (yyrr).
Pada persilangan tersebut, terdapat dua sifat yang berbeda yaitu tekstur dan warna biji.
Hasil persilangan antara dua individu yang mempunyai sifat beda tersebut adalah gamet heterozigot YyRr.
Dilansir dari Lumen Learning, semua keturunan pertama (F1) dari persilangan tersebut adalah 100 persen tanaman berbiji kuning dan dan bulat dengan fenotipe YyRr.
Baca juga: Praktikum Percobaan Persilangan Monohibrid dengan Kancing
Jika F1 disilangkan sesamanya, maka akan diperoleh fenotipe keturunan kedua (F2) yang sesuai dengan hukum II Mendel.
Dilansir dari Biology LibreTexts, perbandingan sifat F2 pada persilangan dihibrid dinyatakan dalam rasio fenotipe 9:3:3:1. Untuk memahaminya, berikut adalah kotak punnett persilangan F1!
Dari kotak punnett tersebut terlihat bahwa persilangan dihibrid menghasilkan kemungkinan 12 gamet dengan perbandingan fenotipe 9:3:3:1.
Artinya, persilangan tanaman berbiji kuning dan bulat (YYRR) dengan tanaman berbiji hijau dan kisut (yyrr) akan menghasilkan keturunan kedua (F2) berupa: