Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tari Indang, Sumatera Barat

Kompas.com - 16/08/2021, 13:49 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tari Indang menjadi salah satu tarian khas dan populer dari Pariaman, Sumatera Barat. Tarian ini sering juga dikenal dengan nama Tari Dindin Badindin.

Menurut Erlinda dalam buku Menapak Indang Sebagai Budaya Surau (2016), tari indang merupakan salah satu kesenian tradisional yang sangat digemari masyarakat Pariaman. Tarian ini berhubungan erat dengan adat istiadat dan kebudayaan Islam di wilayah tersebut.

Sejarah tari indang

Mengutip dari buku Pembudayaan Literasi Seni di SD (2020) karya Mansurdin, tari indang dulunya digunakan sebagai media proses penyebaran dakwah Islam oleh Syekh Burhanudin, di kawasan Sumatera Barat.

Penyebaran dakwah ini dilakukan lewat jalur perdagangan, yakni antara pedagang Arab dengan warga sekitar pesisir Tanah Minang. Akibatnya, timbulah akulturasi budaya Minang dengan agama Islam di kawasan tersebut.

Baca juga: Tari Jepen, Kesenian Khas Kalimantan Timur

Tujuan dan makna filosofi dari tari indang

Seperti yang dijelaskan di atas, tari indang dulunya digunakan untuk menyebarkan agama Islam di Sumatera Barat. Maka tidak heran, jika filosofi utama tarian ini sangat erat kaitannya dengan Islam dan budaya Minang.

Hal ini terlihat dari iringan tariannya yang disertai selawat nabi atau syair yang mengandung nilai ajaran Islam. Tari ini sering dibawakan dalam upacara tabuik atau peringatan wafatnya cucu Rasulullah, tiap tanggal 10 Muharram.

Dalam buku Musik Tradisional Minangkabau (2017) karya Ediwar, dkk, disebutkan jika tujuan utama tari indang atau tari dindin badindin ialah mengembangkan ajaran Islam kepada masyarakat. Sehingga musik dan syair yang digunakan sangat erat kaitannya dengan agama Islam.

Gerakan tari indang

Tari indang dulunya sering dibawakan oleh tujuh pria. Namun, seiring perkembangan waktu, tarian ini juga ditampilkan oleh perempuan. Untuk jumlah penarinya bebas, asalkan berjumlah ganjil, seperti 7, 9, 11, atau 13 orang.

Sekilas, tarian ini mirip seperti Tari Saman dari Aceh. Namun, apabila diperhatikan lebih jauh, tari indang mempunyai gerakan yang lebih dinamis. Gerakannya lebih santai tetapi tetap rancak. Tarian ini diiringi dengan alunan musik khas Melayu.

Gerakan pertama pada tari Indang yaitu masuknya dua kelompok penari yang berjajar dari kiri ke kanan. Setelah itu penari duduk dan melakukan gerakan variasi.

Setelah menari gerakan variasi, penari duduk bersila dan meletakkan indang di hadapannya kemudian memberi sikap hormat, dengan dua telapak tangan di dada.

Baca juga: Tari Putri Bekhusek, Simbol Kemakmuran Sumatera Selatan

Pakaian dan properti tari indang

Penari tari indang diwajibkan memakai pakaian adat khas Melayu, sebagai simbol dan identitas khas tarian tersebut. Sedangkan tukang zikir-nya bebas mengenakan pakaian apa pun, asalkan sopan. Untuk tata riasnya ikut menyesuaikan dengan kebudayaan Melayu.

Pada awalnya, indang atau rebana kecil menjadi properti utama dan wajib dalam tarian ini. Namun, kini indang sudah ditinggalkan dan digantikan oleh lantai panggung yang bisa menghasilkan suara ketika ditepuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com