KOMPAS.com - Pemikiran sejarah yang menekankan struktur disebut sinkronik.
Kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, syn yang artinya dengan dan khronos’yang berarti waktu atau masa.
Sehingga sinkronik berarti segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi dalam suatu masa.
Dalam buku Pengatar Ilmu Sejarah (2005) karya Kuntowijoyo, sejarah bersifat sinkronik adalah mempelajari peristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada kurun waktu yang terbatas.
Ketika ilmu sejarah bersentuhan dengan aspek ilmu sosial, maka sejarah menjadi ilmu yang sinkronis.
Baca juga: Contoh Sumber Sejarah Sekunder
Sejarah bersifat sinkronik cenderung mampu mengungkapkan sebuah peristiwa masa lampau secara holistis (menyeluruh).
Sejarah sinkronik bertujuan untuk mengungkapkan peristiwa masa lampau secara menyeluruh dalam dimensi ruang, namun terbatas dalam waktu.
Sejarah sinkronik biasanya menggunakan pendekatan multidimensional untuk menguraikan seluruh aspek yang terkandung dalam peristiwa sejarah.
Dalam buku Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (2014) karya Sartono Kartodirdjo, ciri-ciri sejarah bersifat sinkronik adalah :
Baca juga: Contoh Sumber Primer Sejarah
Contoh dari sejarah bersifat sinkronik adalah rekonstruksi peristiwa pemberontakan petani Banten pada tahun 1888 oleh Sartono Kartodirdjo.
Dalam penelitiannya, Sartono Kartodirdjo mengusut berbagai aspek yang berpengaruh terhadap munculnya pemberontakan petani Banten pada tahun 1888.
Satono Kartodirdjo juga menghubungkan antara aspek sosial, agama, politik dan pemerintahan untuk menjelaskan bagaimana peristiwa pemberontakan petani Banten berlangsung.
Baca juga: Sumber Sejarah Primer dan Sekunder
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.