KOMPAS.com - Kemasan makanan adalah hal esensial sebagai pelindung makanan dari kondisi yang memicu pembusukan atau kerusakan makanan.
Akan tetapi, kemasan makanan menjadi salah satu jenis sampah yang memicu masalah di berbagai belahan dunia.
Baca juga: Kemasan Plastik Vs Kaca, Mana yang Lebih Ramah Lingkungan?
Sampah kemasan makanan dapat menyebabkan pencemaran di tanah dan air dalam jangka panjang.
Lantas, apa jenis material dari kemasan makanan yang ramah lingkungan?
Dikutip dari jurnal MDPI Foods (2023), Florencia Versino menjelaskan bahwa bahan-bahan kemasan makanan pada dasarnya harus bisa melindungi makanan dari degradasi kualitas.
Salah satu zat yang rentan mendegradasi kualitas makanan adalah oksigen. Oksigen dapat mengoksidasi lemak, memicu pertumbuhan mikroba, reaksi enzimatis pada pencoklatan makanan, dan kehilangan vitamin pada makanan.
Ada banyak opsi material yang dapat melindungi makanan dari oksigen ataupun zat perusak lainnya. Namun, plastik umumnya dipilih sebagai mayoritas bahan kemasan makanan.
Dilansir dari Healthline, Jumat (14/4/2021), 60 persen dari plastik di dunia berfungsi sebagai kemasan makanan. Hal ini berakibat pada cemaran plastik yang terjadi di laut dan tempat pembuangan akhir sebagian besar adalah sampah kemasan makanan.
Dampak fenomena cemaran yang semakin meluas ini adalah produksi kemasan makanan yang lebih ramah lingkungan, seperti kemasan berbahan bioplastik atau plastik dari tanaman yang lebih mudah terurai alami.
Selain kemudahan penguraiannya, plastik jenis ini masif dikembangkan karena dapat digunakan ulang dan bebas bahan kimia berbahaya.
Baca juga: Bahaya Tersembunyi di Balik Kesan Ramah Lingkungan Gelas Kertas
Bahan kemasan makanan ini memang tidak terlepas dari kandungan bahan kimia tambahan, namun pelepasan bahan kimia ini ke dalam tubuh melalui paparan pada makanan lebih rendah.
Di sisi lain, tidak hanya bioplastik yang saat ini masif digunakan sebagai bahan kemasan makanan. Ada bahan kaca, paduan baja anti karat atau stainless steel, dan bambu.
Kemasan pangan berbahan kaca dapat digunakan ulang ataupun didaur ulang. Selain itu, material ini punya masa pakai 3,5 kali lebih lama daripada plastik.
Bahan stainless steel bisa melindungi makanan dari panas dan zat perusak lainnya. Tidak hanya itu, stainless steel bisa melindungi makanan dari aktivitas pertumbuhan mikroba.
Bambu adalah bahan alam yang semakin masif dikembangkan sebagai material kemasan makanan karena tahan panas dan awet.
Akan tetapi, perlu diingat keawetan kemasan makanan berbahan bambu tentu lebih rendah daripada kemasan kaca ataupun stainless steel.
Baca juga: 5 Makanan Ramah Lingkungan untuk Cegah Penyakit Kronis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.