Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Gunakan Teknologi Molten Salt Reactors untuk PLTN yang Diklaim Aman dan Ekonomis

Kompas.com - 29/03/2022, 17:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN), tengah melakukan riset serta pengembangan teknologi nuklir bagi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.

Pihaknya menyebut, salah satu jenis teknologi PLTN itu adalah molten salt reactors atau MSR. Pengembangan teknologi MSR ini dinilai aman dan lebih ekonomis, jika diterapkan di Indonesia.

“PLTN generasi ke-IV ini sangat ekonomis, tingkat keselamatan tinggi, limbah nuklir minimal, dan ketahanan proliferasi," ujar Plt Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir, ORTN BRIN, Topan Setiadipura dilansir dari laman resmi BRIN, Selasa (29/3/2022).

"Empat hal ini yang menjadi ciri khas reaktor generasi ke-IV, salah satunya adalah MSR,” sambung dia.

Baca juga: Pakar BRIN Sebut PLTN Bisa Jadi Sumber Energi Andalan untuk Mencapai Target Net Zero Emission

Topan menjelaskan, bahwa teknologi molten salt reactors menggunakan torium sebagai bahan bakar utama, alih-alih memakai uranium seperti jenis reaktor lainnya.

Dia meyakini, molten salt reactors merupakan reaktor nuklir generasi ke-IV yang paling menjanjikan, lantaran menggunakan liquid salt dan dapat beroperasi pada tekanan tinggi maupun rendah.

Terlebih, PLTN memang merupakan salah satu energi ramah lingkungan, rendah emisi, dan dianggap mampu untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

“MSR keselamatannya secara umum disebutkan tidak bergantung listrik, maksudnya ketika listrik tidak ada seperti yang terjadi di Fukushima, reaktornya secara mandiri bisa menyelamatkan dirinya, istilahnya passive safety feature,” terang Topan.

Pada kesempatan yang sama, anggota Dewan Pakar Masyarakat Kelistrikan Indonesia, Arnold Soetrisnanto menjelaskan bahwa bahan bakar torium lebih besar potensinya, dibandingkan uranium.

Umumnya, uranium memang lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar PLTN. Sehingga, PLTN torium yang sebelumnya pernah digunakan, pada akhirnya ditinggalkan karena tidak populer. Kini, kata Arnold, torium mulai diminati kembali sebagai bahan bakar PLTN yang lebih aman.

“Era tahun '50 sampai '60-an saat perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika, perlombaannya tidak hanya di teknologi PLTN, namun juga penggunaan nuklir untuk senjata, teknologi senjata nuklir yaitu plutonium," ungkap Arnold.

Baca juga: PLTN Dinilai Lebih Aman, tapi Adakah Risiko Bila Terjadi Gempa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com