Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Pasangan Menikah Tanpa Anak Rasakan Sisi Positif dan Negatif Bersamaan

Kompas.com - 22/01/2021, 18:27 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Berdasarkan hasil penelitian terbaru, menunjukkan bahwa pasangan tanpa anak merasakan pengalaman positif maupun negatif di saat bersama dengan kondisi yang dialaminya.

Hasil kajian penelitian ini telah disampaikan oleh Miwa Patnani dalam sidang terbuka Promosi Doktor Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), dengan disertasi berjudul Kualitas Perkawinan Pasangan Tanpa Anak: Studi Fenomenolgi, Kamis (21/1/2021).

Seperti diketahui, kehadiran anak dianggap sebagai salah satu faktor yang menentukan kualitas perkawinan, sehingga pasangan menikah yang tidak memiliki anak seringkali dianggap tidak bahagia dengan perkawinannya.

Menurut Miwa, anggapan seperti ini terutama berkembang di negara pronatalis, salah satunya adalah Indonesia merupakan negara yang mendukung dan mendorong terjadinya kelahiran anak.

Baca juga: Alasan Ilmiah Kenapa Orang Suka Pajang Foto Pasangan di Medsos

 

"Hasil riset empiris ternyata menunjukkan bahwa ketidakhadiran anak berdampak negatif maupun positif pada perkawinan," kata Miwa.

Dijelaskan Miwa bahwa pengalaman negatif lebih banyak bersumber dari adanya tekanan sosial dari masyarakat terkait dengan adanya harapan terhadap kehadiran anak dalam perkawinan.

Namun demikian, tampaknya pasangan tanpa anak mampu melihat sisi positif dari ketidakhadiran anak yaitu dengan adanya keuntungan dalam hal finansial, waktu dan kebebasan, serta relasi yang dekat dengan pasangan. 

Hal ini menunjukkan bahwa ada pemaknaan yang berbeda terhadap ketidakhadiran anak dalam perkawinan yang pada akhirnya menetukan cara pasangan menilai kualitas perkawinannya.

Baca juga: Seberapa Penting Pisah Rumah dari Mertua untuk Pasangan Baru?

 

Penekanan pada sisi positif membantu terciptanya relasi yang dekat dan memuaskan, sehingga memudahkan penerimaan pasangan terhadap kondisi ketidakhadiran anak dalam perkawinan. 

"Dengan penerimaan tersebut, pasangan tanpa anak menilai perkawinannya memiliki kualitas yang tinggi," ujarnya.

Mekanisme penelitian

Dalam pemaparannya Miwa mengatakan bahwa penelitian yang ia lakukan tersebut menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi dengan metode pengumpulan data.

Baca juga: Kebahagiaan Punya Pasangan Tercermin dari Mata, Sains Membuktikannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com