Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Pertama Soal Varian Covid-19 Inggris Ungkap Kabar Baik dan Buruk

Kompas.com - 27/12/2020, 12:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Saat perdana menteri Inggris mengumumkan bahwa mutasi virus Covid-19 baru kemungkinan 70 persen lebih menular dari jenis lainnya, beberapa ahli mempertanyaan perkiraan tersebut.

Ahli menegaskan, perlu lebih banyak data untuk menentukan potensi bahaya jenis virus corona baru dan tidak bisa asal menyimpulkan.

Pasca Inggris mengumumkan adanya varian baru virus corona yang disebut lebih menular, banyak negara di Eropa memberlakukan larangan perjalanan ke atau dari Inggris untuk mengurangi risiko penularan B117 (nama varian baru tersebut).

Mutasi tersebut membawa 17 perubahan genetik, adalah yang pertama untuk mutasi virus corona yang patut dicatat.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Disebut Masih Efektif terhadap Varian Baru Virus Corona

Meski mungkin tidak menyebabkan kasus Covid-19 parah, mutasi ini mungkin membuatnya lebih menular.

Beberapa ahli kesehatan bahkan memperinngatkan bahwa perubahan tersebut dapat membuat vaksin yang sudah diciptakan saat ini jadi kurang efektif.

Namun, banyak ahli lain mengatakan mutasi tidak akan berdampak pada vaksin. Sehingga kita tidak usah khawatir.

Bagaimana pun, lebih banyak penelitian tetap harus diperlukan untuk menentukan langkah yang harus diambil ke depan.

Strain baru B117 harus diuji di laboratorium untuk menentukan seberapa parah tingkat penularannya dan apakah mutasi itu dapat menghindari antibodi penetral yang dihasilkan setelah vaksin.

Studi pertama varian Covid-19 Inggris

Studi pertama tentang jenis varian virus corona kini telah keluar. Temuan ini mengingatkan dunia bahwa ancaman B117 cukup serius.

Tindakan ketat termasuk penutupan sekolah dan universitas, serta kampanye vaksinasi yang dipercepat mungkin diperlukan untuk mencegah epidemi B117 tidak terkendali.

Studi ini dilakukan oleh Pusat Pemodelan Matematika Penyakit Menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine dan dipublikasikan secara online dalam bentuk pracetak (preprint).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com