Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekarang Ramai Istilah Anak Senja, Is Pusakata: Gue Menyesal Bikin Lagu Itu, Banyak yang Salah Memahami

Kompas.com - 10/01/2024, 16:50 WIB
Andika Aditia

Penulis


KOMPAS.com – Musisi Mohammad Istiqamah Djamad atau lebih dikenal dengan Is Pusakata mengungkapkan rasa kecewanya terhadap penikmat musik.

Rasa kecewa Is Pusakata lantaran banyak yang mengaku-ngaku bagian dari tren tanpa tahu betul apa makna dan tujuan di baliknya.

Salah satunya, kata Is Pusakata, adalah terminologi senja yang dikaitkan dengan kumpulan anak muda yang menggemari musik indie.

Baca juga: Berpadu dengan Payung Teduh, Is Pusakata Cerita di Balik Nama Parade Hujan

Kata Senja menjadi istilah yang dilekatkan kepada penikmat musik yang menyukai diksi mengena dan alunan tenang.

Is Pusakata yang merupakan eks vokalis Payung Teduh yang kini sudah berganti nama menjadi Parade Hujan mengaku ada kekeliruan dalam memahami pesan yang ada.

“Gue senang kata-katanya Cholil (Efek Rumah Kaca) juga pernah bilang, di tengah banyaknya pilihan yang sama, musisi alternative ini muncul sebagai alternative baru, sekarang terjadi kesalahpahaman, (muncul) musisi-musisi senja,” ucap Is Pusakata seperti dikutip dari kanal YouTube Auntheticity ID, Rabu (10/1/2024).

Baca juga: Sentil Penyanyi Cover yang Dapat Fee Rp 50 Juta, Is Pusakata: Jadi Segan Kami yang Punya Lagu

Bahkan, Is Pusakata cukup menyesal telah menciptakan lagu-lagu yang sarat kata senja dalam liriknya karena akhirnya terjadi pergeseran makna.

Apalagi, Is Pusakata merasa, dari segi pop culture atau budaya pop untuk penyertaan senja dalam banyak hal seringkali justru terasa tidak pas dan kurang tepat.

“Gua langsung menyesal bikin lagu-lagu begitu kalau ditunjuknya dari sini, culture-nya jadi ‘kalau enggak senja enggak asyik, senja kopi senja kopi,” ungkap Is Pusakata.

Baca juga: Is Pusakata Balik ke Payung Teduh, Kini Bernama Parade Hujan

Kendati demikian, Is Pusakata tak mempermasalahkan itu bila ditinjau dari kebebasan berekspresi, hanya menyayangkan saja.

“Sampai ada yang bikin kopi senja, tapi enggak apa-apa sih, itu kebebasan berekspresi sih,” ucap Is Pusakata.

Ada pun, sejak dekade 2010, banyak bermunculan band dengan musik alternatif yang menawarkan nuansa musik dan lirik yang berbeda.

Baca juga: Surat Is Pusakata untuk Payung Teduh di Panggung Java Jazz 2018

Band-band ini di antaranya adalah Payung Teduh yang kini berganti nama menjadi Parade Hujan, lalu ada 4.20 alias Fourtwnty, Senar Senja, Banda Neira dan lainnya.

Lagu-lagu band alternatif ini lebih menekankan impresionisme terhadap waktu, kondisi, momen dan sebagainya yang dihayati.

Merasa banyak yang klop, band-band tersebut lantas disambut antusias dan bahkan menjadi sub-culture tersendiri.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Ke Mana Kita Hari Ini – Batas Senja

Banyak yang menganggap kemunculan band-band alternatif tersebut muncul tak ubahnya seperti gerakan band indie di dekade 2000an, hanya saja mengusung semangat yang berbeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com