Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Film Kupu Kupu Kertas, Reza Arap Tolak Banyak Kerjaan Lain

Kompas.com - 05/07/2023, 20:37 WIB
Cynthia Lova,
Tri Susanto Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Disjoki sekaligus YouTuber Reza Arap mengaku menolak beberapa tawaran pekerjaan demi main di film Kupu Kupu Kertas.

Ia sengaja tak mengambil pekerjaan lainnya saat nantinya syuting film Kupu Kupu Kertas yang rencananya mengambil latar Banyuwangi.

Bahkan, Reza akan absen satu bulan jadi juri Indonesia’s Got Talent untuk syuting Kupu Kupu Kertas yang rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

Baca juga: Amanda Manopo Jadi Simpatisan PKI di Film Kupu Kupu Kertas

“Semua gue blocked demi syuting ini. Kurang lebih sebulan (gue enggak ambil job lain), gue enggak ada syuting IGT (Indonesia’s Got Talent), enggak ada manggung,” ujar Reza Arap di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/7/2023).

“(Alasannya khawatir) Capek, gue bakal capek bolak-balik, bukan apa-apa,” lanjut Reza Arap.

Reza Arap mengatakan, Kupu Kupu Kertas adalah film pertama yang mendapuknya sebagai karakter dominan dan ia punya porsi yang besar di film ini.

Hal ini membuatnya sangat antusias untuk main dalam film Kupu Kupu Kertas.

“Enggak sih cuma karena ini film pertama dan project major buat gue terus movie yang gede banget,” kata Reza Arap.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Kupu-Kupu Kertas dari Ebiet G. Ade

Selain itu, mantan suami Wendy Walters ini mengatakan, film Kupu Kupu Kertas ini juga membuat mimpinya jadi kenyataan untuk memerankan karakter antagonis.

Adapun ia berperan sebagi Muso di Kupu Kupu Kertas.

“Makasih Om Denny buat kesempatan berperan sebagai antagonis, berperan sebagai Musho, tangan kanannya Iwa K,” ucap Reza Arap.

“Kalau gue lebih karakter ini tuh yang gue pengin dari dulu pengin banget antagonis akhirnya dapat. Sebuah kehormatan dan senang banget,” tutur Reza Arap.

Film Kupu Kupu Kertas ini terinpirasi dari peristiwa berdarah G30S PKI yang merenggut 7 pahlawan revolusi, tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di Banyuwangi.

Pada tanggal 18 Oktober 1965 di Banyuwangi sebanyak 62 pemuda GP Ansor tewas dalam penyerangan yang dilakukan oleh kelompok bromocorah yang bernaung di bawah bendera PKI.

Tidak tinggal diam, pemuda Ansor ini melakukan pembalasan dengan nama operasi Gagal Hitam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com