Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Siapkan Jadwal Pemeriksaan Atta Halilintar hingga Kevin Aprilio Terkait Dugaan Investasi Bodong Net98

Kompas.com - 31/10/2022, 22:06 WIB
Vincentius Mario,
Tri Susanto Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi tengah menyiapkan jadwal pemeriksaan lima figur publik yang terjerat kasus dugaan penipuan yang dilakukan robot trading Net89.

Diketahui, Laporan itu menyeret nama Atta Halilintar, Taqy Malik, Kevin Aprilio, Adri Prakarsa, dan Mario Teguh.

"Mungkin minggu depan ya, dibuatkan jadwalnya dulu," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Diripideksus) Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan saat dikonfirmasi, Senin (31/10/2022).

Baca juga: Duduk Perkara Keterlibatan Kevin Aprilio dalam Kasus Robot Trading Net89

Whisnu menyebut pihaknya masih mendalami laporan yang menyeret nama lima figur publik di atas.

"Kami masih mendalaminya. Mohon waktu, ya," lanjut Whisnu.

Diketahui, korban yang melaporkan kasus Net89 ada sebanyak 230 orang. Mereka melaporkan 134 pelaku ke Bareskrim Polri pada 26 Oktober 2022.

Adapun Atta Halilintar dan Taqy Malik diduga menerima hasil dari Founder Net89, Reza Paten, dalam kegiatan lelang bandana milik Atta.

Baca juga: Kevin Aprilio Mengaku Tak Terima Uang Sama Sekali saat Promosikan Robot Trading Net89

Mario Teguh diduga berperan sebagai leader atau endorse, dan Founder Billions Group Net89.

Selanjutnya, Kevin Aprilio dan Adri Prakarsa diduga ikut mempromosikan Net89 lewat media elektronik dan zoom meeting.

Ditemui terpisah, Kevin Aprilio memastikan hanya mempromosikan trading tersebut tanpa sama sekali dibayar oleh pemilik Net98.

"Saya bantu teman saya aja. Saya enggak terima uang teman saya. Ini bukan yang gimana, dia bisnis asuransi, punya indomaret juga, karena pandemi dia cari peruntungan di bisnis lain. Jadi saya bantuin," ujar Kevin saat ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Senin.

Baca juga: Klarifikasi Atta Halilintar soal Kasus Dugaan Investasi Bodong Robot Trading Net89

Dengan demikian, Kevin menyimpulkan bahwa dirinya hanya terjebak dalam kasus ini.

"Saya cuma testimoni di zoom meeting temen saya. Itu hanya berisi 20 sampai 30 orang. Ternyata direkam dan diviralin. Di bisnis jaringan itu sangat biasa banget," tutur Kevin.

"Sebenarnya cuma internal aja itu. Bukan video bagus gitu. Itu cuma divideo aja. Saya enggak terima duit, Rp 1 pun enggak ada," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com