Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Review Film Akhirat: A Love Story, Ketika Adipati Dolken dan Della Dartyan Terlibat Kisah Cinta Rumit

Kompas.com - 02/12/2021, 12:44 WIB
Revi C. Rantung,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktor Adipati Dolken dan aktris Della Dartyan disatukan dalam film Akhirat: A Love Story karya rumah produksi Base Entertainment yang bekerja sama dengan Studio Antelope.

Film ini sejatinya bergenre drama romantis yang menyinggung tentang kisah cinta pasangan kekasih yang berbeda keyakinan dan rumit.

Namun, Adipati Dolken dan Della Dartyan berusaha menyatukan cinta mereka di tengah banyaknya rintangan. Mereka juga mengetahui bahwa akhirat mereka bakal berbeda.

Selain Adipati dan Della Dartyan, Akhirat: A Love Story juga dibintangi oleh Verdi Solaiman, Ayu Dyah Pasha, Windy Apsari, Nungki Kusumastuti dan masih banyak lagi.

Film ini disutradarai oleh Jason Iskandari dan diproduksi oleh BASE Entertainment dan Studio Antelope.

1. Sinopsis

Kisah dari film ini bermula antara hubungan Timur (Adipati Dolken) dan Mentari (Della Dartyan).

Keduanya membangun kisah cinta dengan perbedaan keyakinan atau agama. Timur dan Mentari yang saling jatuh cinta dan berjanji bersama untuk sehidup semati.

Namun sayangnya, pada suatu hari Mentari dan Timur mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan keduanya koma.

Baca juga: Ketika Adipati Dolken dan Della Dartyan Jadi Pasangan di Film Akhirat: A Love Story

Mentari dan Timur lantas tak sadar hidup di dunia baru antara hidup dan mati. Keduanya berada di sebuah tempat antara dunia nyata dan akhirat.

Di situ, Mentari dan Timur diberi kesempatan untuk hidup bersama tanpa ada kesulitan sedikitpun.

Kendati begitu, pada akhirnya mereka diambang dua pilihan. Lantas jalan apa yang dipilih oleh mereka?

2. Kesulitan dalam berakting

Adipati Dolken didapuk sebagai pemeran utama dalam film karya sutradara Jason Iskandar. Akan tetapi, ia mengaku kesulitan saat bermain dalam film itu.

Pasalnya, Adipati dan Della harus meyakinkan para penonton untuk menggambarkan suatu tempat antara dunia nyata dan akhirat.

“Kesulitannya sebenarnya lebih ke arah gimana kami ambil fantasinya itu, dunia fantasi itu,” ungkap Adipati Dolken.

“Apalagi ngomongin akhirat, itu berat banget karena kami punya diskusi yang cukup panjang gimana bisa ngepakemin semuanya menjadi satu dimensi atau dunia orang bisa nikmatin, tetap harus bisa masuk akal tapi fantasi,” katanya lagi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com