Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal Gelar Sound of Borobudur, Kemenparekraf Gairahkan Lagi Pariwisata

Kompas.com - 07/06/2021, 19:31 WIB
Cynthia Lova,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan Yayasan Padma Sada Svargantara dan Harian Kompas menggelar Internasional Conference Sound of Borobudur pada 24 hingga 25 Juni 2021 mendatang.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan internasional lima destinasi super prioritas yang diinisiasi Kemenparekraf dari bulan Juni hingga November 2021.

Rizki Handayani Mustafa juga mengatakan, Sound of Borobudur adalah sumber pengetahuan lewat musik.

"Musik merupakan bahasa universal yang menggali nilai-nilai di dalam Candi Borobudur. Dengan musik pula kita mendorong pariwisata berbasis budaya sebagai upaya pelestarian warisan yang berkelanjutan," ucap Rizki dalam konferensi pers pre-event Sound of Borobudur, Senin (7/6/2021).

Baca juga: Kemenparekraf Gelar Sound of Borobudur untuk Dorong Pariwisata

Nantinya, kegiatan Internasional Conference ini akan diisi oleh musisi dalam negeri dan 10 negara di Asia.

Para musisi ini akan berkolaborasi membunyikan alat-alat musik yang terdapat pada relief candi Borobudur.

Kemudian, ada juga seminar dengan para pakar untuk menggali kolaborasi bersama, mini eksebisi dari 10 UMKM di kawasan Borobudur untuk memamerkan dan menawarkan keunikan, kekhasan, dan produk unggulan lokal.

“Dengan adanya acara International Conference diharapkan bisa kembali membangkitkan daya tarik pariwisata yang ada di kawasan Candi Borobudur,” kata Rizki.

Rizki menambahkan, acara ini juga bisa memberikan rasa percaya diri kepada pelaku wisata.

Hal itu penting untuk membangkitkan kembali kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau MICE, khususnya di lima destinasi (Toba, Borobudur, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo).

Baca juga: 10 Tempat Makan Murah Sekitar Candi Borobudur, Harganya Mulai Rp 5.000

Dewan Pakar Sound of Borobudur yang juga guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) Prof Melani Budianta Ph.D mengatakan, Candi Borobudur tak hanya sekadar batu atau tempat untuk swafoto.

Namun, katanya, Candi Borobudur adalah sebuah lumbung ilmu pengetahuan dan lumbung budaya yang bisa digali dari relief-relief Candi Borobudur.

“Dengan masuk di satu dimensi saja sudah begitu banyak pengetahuan dan gerak yang bisa dilakukan, multi dimensi dari segi penggalian musiknya, jejaringnya, ajakannya memanggil orang untuk mengeksplorasi," kata Melani Budianta.

Pada seminar Borobudur sebagai Pusat Musik Dunia 7-9 April 2021 tersebut, Melani Budianta menjelaskan, ada beberapa temuan. Salah satunya temuan 200 jenis alat musik.

Hal itu membuktikan, Borobudur adalah sumber data artefaktual tertua yang terbanyak menggambarkan orkestrasi musik yang beragam.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com