Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Lagu BTS, Tiga Tentara Korea Utara Ditahan

Kompas.com - 13/08/2020, 08:14 WIB
Rintan Puspita Sari,
Andika Aditia

Tim Redaksi

Sumber Koreaboo

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga orang tentara Korea Utara harus menghadapi akibat serius karena sudah menarikan lagu dari BTS.

Peristiwa bermula pada tanggal 5 Agustus 2020, tiga tentara muda di usia 20an memulai insiden itu ketika mereka bepergian selama ekspedisi Tentara Rakyat dan berhenti di Sokhu Station di Provinsi Hamgyoung Selatan.

Selama pemadaman listrik dalam perjalanan dari Pyongyang ke Hyesan, "acara hiburan" terjadi, di mana tiga pria dari divisi angkatan udara mulai menari.

Ketika ada anggota Badan Keamanan Pertahanan, yang menonton kejadian tersebut, memperhatikan ternyata para tentara menari mengikuti alunan lagu "Blood Sweat & Tears" BTS. 

Baca juga: Melihat Keseruan Member BTS di Teaser Terbaru Reality Show In The SOOP BTS

Saat itu, anggota Badan Keamanan Pertahanan segera menyuruh para pemuda itu diseret oleh penjaga keamanan. Ini karena seorang pekerja propaganda dari Biro Politik Umum dan direktur Biro Keamanan memperhatikan tindakan mereka dan menentukan itu adalah keadaan darurat dan pertanda bahwa tentara berada dalam 'keadaan pikiran yang benar-benar bobrok,"

Ketika diinterogasi tentang insiden tersebut, para tentara bersikeras, mereka tidak sadar kalau itu lagu BTS, dan tarian yang mereka bawakan juga bukan koreografi BTS.

Sayangnya, bagaimanapun, insiden tersebut dapat mengarah pada tinjauan ideologis terhadap seluruh militer Korea Utara.

Beberapa orang tentu saja mempertanyakan bagaimana para personel militer bisa begitu cepat mendeteksi lagu dan tarian tersebut, mengingat "propaganda" semacam itu dari Korea Selatan dilarang untuk ditonton dan didengarkan oleh warga Korea Utara. 

Baca juga: Cerita Awal Luna Maya Jatuh Cinta pada BTS Hingga Rela PP Jakarta - Amerika

Rupanya, menurut Biro Keamanan Korea Utara, mereka memiliki unit khusus yang menghabiskan setidaknya 3 jam seminggu untuk menonton dan memantau media hiburan, seperti video K-Pop, untuk mengimbangi hal-hal semacam itu.

Pembelot Korea Utara dan joki siaran Han Song Yi berbicara bulan lalu tentang bagaimana BTS, secara diam-diam, populer di Korea Utara.

Fans rupanya menggunakan kata-kata kode, seperti "Bangtan Bag", untuk merujuk ke grup tanpa ketahuan.

Hal ini menyebabkan adanya unit khusus untuk mendeteksi dan menganiaya orang-orang yang mendengarkan boyband Korea Selatan, karena anggota pemerintah Korea Utara melihat K-Pop sebagai propaganda Korea Selatan yang dapat mempengaruhi kepercayaan warganya dengan cara yang tidak diinginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com