JAKARTA, KOMPAS.com- Komisi Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama berpendapat, para pembuat film A Man Called Ahok memiliki risiko yang tinggi.
Sebab saat awal film itu akan diproduksi, Ahok sedang dalam masa-masa kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Apalagi, saat itu ia juga sedang tersangkut kasus hukum.
Baca juga: Ahok Lelang 19 Batik yang Dipakai Saat Sidang Penistaan Agama
Hal itu dikatakan Ahok saat berbincang dengan presenter Daniel Mananta dalam sebuah video di kanal YouTube Daniel, yang dikutip Kompas.com, Senin (29/6/2020).
"Jadi suasana kampanye (film) itu disodorkan oleh Kurawa, itupun kita harus akuin yang berani bikin film ini risiko sebenarnya tinggi sekali," kata Ahok.
Bahkan, Ahok menyebut film yang dirilis pada 2018 itu berpotensi mendapat penolakan dari masyarakat.
"Waktu itu mereka juga bilang, film ini kalau udah jadi pun belum tentu bisa diputar karena bisa didemo. Jadi suasana saya tuh sebetulnya di akhir 2016 sudah mau ditetapkan jadi tersangka," tutur Ahok.
Adapun film A Man Called Ahok diangkat dari novel dengan judul sama yang ditulis oleh Rudi Valinka.
Disutradarai oleh Putrama Tuta, film ini mengangkat tentang hubungan Ahok dengan ayahnya, Kim Nam.
Baca juga: Minta Wawancara, Daniel Mananta Disuruh Ahok Baca Buku Panggil Saya BTP
Sebuah kisah dibalik karakter Ahok, yang terbentuk dari ruang lingkup keluarganya.
Film yang dibintangi oleh Daniel Mananta itu juga menggambarkan kehidupan Ahok kecil di Gantong, kepulauan Belitung Timur pada 1976 hingga menjabat sebagai Bupati Belitung Timur pada 2005.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.