Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Tahun Berkarya di Industri Musik, Badai Eks Kerispatih Putuskan Vakum

Kompas.com - 29/06/2020, 11:25 WIB
Revi C. Rantung,
Tri Susanto Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan keyboardis Kerispatih sekaligus pencipta lagu, Doadibadai Hollo alias Badai, membuat publik dunia maya geger setelah keputusannya untuk vakum sementara di dunia musik Tanah Air.

Keputusan Badai untuk vakum dari dunia musik disampaikan lewat sebuah tulisan dari Instagram pribadinya @badaithepianoman belum lama ini.

Baca juga: Badai Eks Kerispatih Ciptakan Cinta Jangan Pergi untuk Rando Sembiring

Kali ini saya mohon ijin berhenti membuat karya, sampai saya melihat matahari baru dari perjuangan saya ini,” tulis Badai seperti dikutip Kompas.com, Senin (29/6/2020).

Badai mengakui tak mudah untuk mengambil sikap vakum dari ranah industri musik yang telah membesarkan namanya.

Dia merasa bangga sudah hadir bisa menciptakan karya.

Baca juga: Bela Agnez Mo, Badai Eks Kerispatih: Dia Itu Indonesia Banget

“Saya bersyukur, 21 tahun diberikan Tuhan kesempatan mewarnai dunia musik Indonesia. Menciptakan lagu, nada, lirik, bahkan komposisi musik yang bisa dinikmati banyak orang. Saya bangga dan bersyukur. Tidak semua orang seberuntung saya,” tulis Badai lagi.

Badai juga melupakan isi hatinya tak mudah untuk menjadi seorang musisi yang mempunyai karya.

Dalam tulisan panjang itu, Badai membeberkan alasannya untuk vakum sementara dari dunia musik.

Baca juga: Badai Eks Kerispatih: RUU Permusikan Tak Akan Batasi Kreativitas Musikus

Ada beberapa hal yang disampaikan Badai, yang pertama soal perbedaan industri musik yang sudah tidak sama seperti dulu lagi.

Kemudian Badai juga menyinggung soal musik di era digital yang banyak disalahgunakan.

Badai menyebut bahwa banyak orang dengan gampang mendapatkan karya seseorang secara ilegal.

Baca juga: Kabar Mike Mohede Meninggal Dunia Bikin Merinding Badai Eks-Kerispatih

Dan buat Badai, hal ini seharusnya dapat ditanggulangi oleh pemerintahan.

“Sementara dunia digital semakin berkembang. Menggerus etika berkesenian. Hingga para pemilik hak cipta terlihat seperti seakan-akan bodoh membela haknya,” tulis Badai lagi.

“Banyak juga yang terlihat ada di pihak pencipta, padahal kakinya juga ada di dua dunia. Konsitensi sangat minim dalam perjuangan hak cipta. Negara pun serasa antara ada dan tiada mengurusi ini. Sistem perlindungan, perangkat dan mentalitasnya pun terkadang dipertanyakan,” tulis Badai menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com