Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartika Affandi dan Nilai yang Ditanamkan Sang Maestro Lukis

Kompas.com - 25/04/2020, 04:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi anak dari orangtua dengan nama besar tentu tidak mudah.

Demikian yang dialami Kartika Affandi, putri seorang maestro lukis Indonesia, Affandi.

Ketertarikannya dengan dunia lukis dan seni rupa berawal dari kunjungan ke Nepal saat kecil.

Baca juga: Kisah Butet Kartaredjasa Blusukan ke Kawasan Bumi Langit Institute

"Mami" Kartika juga menceritakan tentang nilai-nilai yang ditanamkan sang ayah kepada seniman Butet Kartaredjasa.

Pada episode ketiga Blusukan Butet Kartaredjasa, kakak almarhum Djaduk Ferianto itu mengunjungi Omahe Kartika, galeri seni yang terletak di Sleman, Yogyakarta.

Di sini, Butet berbincang tentang galeri seni yang kental bangunan kayu hingga menggali bagaimana feeling yang dirasakan "Mami" Kartika hingga bisa mengikuti jejak sang ayah.

Baca juga: Diiringi Permainan Lesung, Butet Kartaredjasa Bicara Kopi dengan Setiawan Subekti

"Jadi di sini (Omahe Kartika) ada sepuluh (bangunan) yang sudah dijebloke (dibangun). Ada yang dari pinggiran pantai Kudus, daerah pesisir pantura, dan ada juga yang asalnya dari lumbung padi juga dimanfaatkan (menjadi bangunan)," ujar Kartika Affandi.

Setelah itu, obrolan berlanjut ke kamar Kartika.

Di kamar tersebut, dipenuhi patung dan benda seni, seperti patung Dewi Kwan Im, patung Buddha, hingga patung etnik.

Kartika mengatakan, banyaknya benda dari berbagai agama dan etnis itu karena ia menyukai seni.

Baca juga: Bincang Hangat Butet Kartaredjasa dengan Iskandar Waworuntu, Makanan hingga Krisis Kemuliaan

"Gara-gara waktu tahun 1949, Mami dibawa ke Nepal, ke kaki Gunung Himalaya. Kami kalau ke kuil di sana, entah dikasih air suci atau apa ya kami terima," ujar Kartika.

Kartika ingin menikmati proses spiritualisme.

Menurut dia, hal yang lebih ditekankan sang ayah, Affandi, adalah nilai-nilai kemanusiaan.

"Papi bilang, 'Lihat itu ada orang sampai enggak ada yang merawat, enggak punya keluarga, tetapi pemerintah pun tidak menjaga'," ujar Kartika.

Ia mengatakan, sembari beranjak dewasa, dirinya mulai belajar menemukan karakter sendiri dalam melukis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com