JAKARTA, KOMPAS.com - Seniman Butet Kartaredjasa membagikan kenangannya bersama sang adik, Djaduk Ferianto lewat Instagram pribadi @masbutet pada Kamis (14/11/2019).
Dalam foto yang diunggahnya tersebut, keduanya tampak sedang berbincang di sebuah tempat bernama puncak Table Mountain, South Africa.
Keduanya terlihat begitu antusias dalam perbincangan itu.
Baca juga: Sederet Ungkapan Duka Para Artis Tanah Air untuk Djaduk Ferianto
Butet menceritakan momen kebersamaannya dengan Djaduk saat mendapatkan sebuah melodi di puncak Table Mountain.
Di situ, Butet menyebutkan alamarhum tampak senang ketika mendapatkan melodi tersebut.
“DAPET MELODI. Di puncak Table Montain, South Africa, 30 September lalu, dengan penuh kegembiraan Djaduk memamerkan temuannya, 'Aku dah dapet melodi untuk komposisinya nih'. Dia lalu ber-siul-siul dan rengeng-rengeng sambil merekam suaranya. Dia tampak bersemangat banget,” tulis Butet dalam akun Instagramnya seperti dikutip Kompas.com, Kamis.
Baca juga: Selamat Jalan Mas Djaduk Ferianto...
Dalam unggahan tersebut, Butet juga menyampaikan bahwa Djaduk sudah menemukan musisi yang akan mengikuti lokakarya di Yogyakarta untuk tampil di Capetown Jazz Festival, akhir Maret 2020.
“Apalagi dalam perjalanan ini Djaduk sudah memilih partner pemusik setempat, vokalis dari Johanesburg dan pemain perkusi dari Capetown, yang nantinya akan workshop di Yogya untuk tampil di Capetown Jazz Festival, akhir Maret 2020 mendatang,” ujar Butet.
Namun sayang, kebahagiaan itu kini sudah dibawa oleh almarhum Djaduk.
Yang jelas rekaman itu nantinya akan dibagikan untuk Kua Etnika, kelompok musik yang didirikan Djaduk.
Butet berharap melodi tersebut bisa menghasilkan sesuatu yang indah.
“Tapi, kegembiraan itu sekarang dibawa pergi jauuuuuuhh. Melodi temuannya yang masih nembekas di smartphone-nya, kemarin sudah terlacak. Sudah dibagikan ke kawan-kawan Kua Etnika," kata Butet.
Baca juga: Glenn Fredly: Djaduk Ferianto Jadikan Musik sebagai Kekuatan
"Pasti Djaduk akan mengaransir melodi itu menjadi komposisi surgawi di sono, tetapi saya yakin, kawan-kawan Kua Etnika bakal menjelmakan warisan melodi dari Djaduk ini menjadi suatu komposisi yang keren. Kita tunggu aja. Uasuwoook,” tulisnya lagi.
Adapun, Djaduk Ferianto meninggal akibat serangan jantung di rumahnya pada Rabu dini hari pukul 02.30.
Djaduk Ferianto dimakamkan bersebelahan dengan makam sang ayah, Bagong Kussudiardja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.